Senin, 28 April 2014

TUGAS RANGKUMAN GANGGUAN MAKRO DAN MIKRO NUTRIEN PADA ANJING , KUCING, DOMBA, SAPI, UNGGAS

A.    GANGGUAN NUTRISI PADA ANJING
Nutrisi yang dibutuhkan Anjing Pada Umumnya adalah:
1. Protein (Amino Acid) :
Protein disini berfungsi sebagai pemicu produksi berbagai macam hormon pada tubuh anjing, pengganti sel2 yang rusak dan Protein juga bisa diubah oleh system pencernaan Anjing menjadi Energi. Protein Hewani lebih mudah dicerna oleh system pencernaan anjing dibanding Protein Nabati. Kebutuhan Protein pada anjing menurut AAFCO standard adalah 18% pada anjing dewasa dan 22% pada masa pertumbuhan Anjing (Dry matter Basis (lihat kandungan air pada label)) . Pada anjing dengan gangguan Ginjal, perlu pengawasan khusus akan kandungan Protein karena dapat menimbulkan supply Nitrogen berlebih pada darah anjing.
2. Karbohidrat:
Karbohidrat dalam hal ini dapat langsung diubah menjadi Energy dan lebih bersifat energy instant pada system pencernaan anjing. Dalam Kegunaannya, Kadar Karbohidrat berbanding terbalik dengan kadar Protein. Dimana Jika makanan sudah mengandung Protein tinggi otomatis tidak begitu memerlukan Karbohidrat. Akan tetapi disini Fungsi Protein lebih banyak dibanding dengan Fungsi Karbohidrat. Dalam Jumlah Banyak, akan mengakibatkan Alergi dan Muntah2.
3. Lemak:
Lemak dapat diubah sebagai sumber energi pada anjing dan mempunyai kalori lebih tinggi dibanding Protein dan Karbo, akan tetapi lemak mempunyai fungsi lain yaitu membantu pencernaan untuk penyerapan berbagai macam Vitamin seperti A, D, E, K sehingga berdampak untuk kesehatan Kulit, bulu, Mata, dan berbagai macam produksi Hormon. Kebanyakan Fat dapat mengakibatkan Obesitas.
4. Vitamin-Vitamin:
Vitamin juga dibutuhkan dalam pencernaan terutama untuk penyerapan lemak dan karbohidrat. Akan tetapi Vitamin hanya diperlukan dalam Jumlah yang Tepat untuk kesehatan anjing secara optimal. Kelebihan Vitamin dapat mengakibatkan berbagai macam pada Anjing dan gangguan pencernaan.

Vitamin dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
a. Vitamin Larut dalam air yaitu vitamin B-complex (thiamine, riboflavin, pantothenic acid, niacin, pyridoxine, biotin, folic acid, choline, and B12) yang berguna untuk mengubah makanan menjadi energi dan berbagai macam produksi hormon dalam tubuh Anjing. Sedangkan Vitamin C, dibutuhkan tubuh untuk berbagai macam fungsi produksi hormon untuk menjaga keseimbangan. Akan tetapi Vitamin C ini dapat diproduksi oleh Tubuh Anjing jadi supplement yang mengandung Vit C ini tidak diperlukan kecuali untuk mengurangi Stress pada anjing, pada masa Penyembuhan, dan pada masa kehamilan. Kelebihan Vitamin B-complex dan Vitamin C akan dibuang melalui urine/pipis anjing.

b. Vitamin Larut dalam Lemak. Vitamin A, D, E dan K masuk dalam kategori ini dimana berfungsi untuk membantu berbagai fungsi/organ tubuh seperti Mata, Pembentukan Tulang (dengan Calcium), Kestabilan Sell, pembentukan sel darah, dan Kestabilan hormon2 untuk kesehatan anjing. Vitamin K, tidak diperlukan dalam kebutuhan Nutrisi karena dapat diproduksi oleh bakteri dalam pencernaan anjing. Kekurangan Vit. A dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit mata. Kekurangan Vit. E dapat mengakibatkan beberapa kerusakan kulit dan bulu serta ketidak stabilan hormon reproduksi dan kekebalan tubuh. Kekurangan Vitamin D dapat mengakibatkan pertumbuhan tulang2 yang tidak optimal. Kelebihan Vitamin kategori ini akan disimpan dibawah kulit dekat jaringan lemak dan tidak dibuang oleh Tubuh, sehingga dalam jumlah banyak akan menjadi Racun di tubuh Anjing. Dimana kelebihan Vit A dapat mengakibatkan penyakit tulang. Vit D dapat mengakibatkan pengapuran pada tulang rawan dan persendian. Vit E dapat menganggu sel darah dan menganggu fungsi tiroid.
Pemberian vitamin juga penting pada pengobatan malnutrisi. Salah satu vitamin yang penting ialah vitamin B-Kompleks. Penggunaan Vitamin B–Kompleks bertujuan meningkatkan sistem pertahanan tubuh, nafsu makan, dan sistem metabolisme. Vitamin B-Kompleks mengandung 8 jenis vitamin B. Vitamin B kompleks berfunsgi penting sebagai koenzim yang berperan dalam berbagai metabolisme energi di dalam tubuh, kofaktor dalam berbagai reaksi metabolisme asam amino dan berfungsi manjaga otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Pada kasus ini kondisi malnutrisi menyebabkan kadar vitamin dalam tubuh menurun sehingga diperlukan adanya vitamin tambahan dari luar. Dengan adanya tambahan vitamin B kompleks diharapkan nantinya fungsi metabolisme energi dapat kembali normal (Plumb 2005).

5. Mineral2: Mineral diperlukan tubuh untuk pembentukan tulang, metabolisme tubuh dan fungsi2 syaraf.

a. Kalsium dan Fosfor: untuk pembentukan tulang dan gigi dengan rasio yang pas. Jika rasio tidak pas maka dapat mengakibatkan kelainan pada tulang
b. Potassium: membantu pembentukan jaringan otot, fungsi hati dan ginjal.
c. Sodium: mempunya fungsi kurang lebih sama kayak potassium dan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan hipertensi/tekenan darah tinggi.
d. Magnesium: dalam gabungannya dengan Kalsium membantu pembentukan fungsi hati, Otot2 dan jaringan Syaraf pada anjing. Magnesium juga membantu penyerapan Sodium dan Potassium.

e. Zat besi (Fe): membantu pembentukan sel darah merah dan pengaturan enzim2 dalam tubuh anjing.

f. Zinc: membantu menjaga kesehatan kulit dan bulu, pembentukan enzim, dan protein.

g. Copper (Cu): berguna dalam pembentukan Pigmen pada kulit dan bulu. Kelebihan zat Copper bisa mengakibatkan gangguan pada Ginjal ataupun keracunan.
Kesimpulan:
Apapun metode pemberian Nutrisi anda pada Anjing baik RF maupun DF harus PAS. Kekurangan dapat menganggu kesehatan Anjing dan kelebihan bisa menjadikan Racun dalam tubuh Anjing (pastikan tidak Over Supplement dan Vitamin). Jika anjing anda terkena sesuatu penyakit, coba sedikit disesuaikan asupan nutrisi yg berhubungan dengan penyakit tersebut.

B.     GANGGUAN NUTRISI PADA KUCING
Protein. Kebutuhan protein pada kucing lebih tinggi dibandingkan kebutuhan anjing. Kebutuhan protein harian kucing mencapai 2 kali lipat kebutuhan anjing per bobot badan yang sama. Hal ini dosebabkan kucing tidak dapat memecah protein secara sempuran asemperti pencernaan anjing. Kekurangan protein pada kucing dapat menyebabkan perombakan protein yang berasal dari otot kucing.
Vitamin A. Kucing membutuhkan vitamin A dalam asupan dietnya. Berbeda dengan anjing yang dapat merubah beta karoten menjadi vitamin A, kucing tidak mampu untuk menghasilkan vitamin A tanpa asupan vitamin A langsung dari luar. Vitamin A merupakan kebutuhan esensial bagi kucing.
Taurine. Taurine merupakan asam amino yang sangat dibutuhkan oleh kucing. Berbeda dengan anjing yang memiliki kebutuhan taurine lebih sedikit. Kekurangan taurine pada kucing dpaat menyebabkan hipertrofi kardiomiopati atau pembengkakan pada dinding jantung, masalah pada otot, bahkan kebutaan.
Asam arakidonat. Asam arakidonat merupakan asam lemak esensial bagi kucing, sehingga kucing tidak dapat meproduksi sendiri. Berbeda dengan anjing, anjing dapat memproduksi asam arakidonat dari sintesis asam linoleat dan gamma-asam linoleat. Kekurangan asam arakidonat dapat menyebabkan berkurangnya respon inflamasi akibat alergi.
Pati (starch). Pati merupakan bentuk lain dari gula. Sumber pati banyak terdapat di nasi, kentang, ataupun gandum. Kucing membutuhkan pati lebih sedikit dibandingkan dengan anjing. Pencernaan anjing membutuhkan pati yang lebih banyak dan mampu mentolerir asupan pati yang lebih tinggi dibandingkan kucing.
Asupan protein yang lebih tinggi pada kucing menyebabkan kucing mengalami malnutris (kekurangan nutrisi) jika diberi makan pakan anjing. Selain itu resiko adanya penyakit jantung, kelelahan otot, ataupun kebutaan. Sebaliknya, nutrisi pada pakan kucing cukup bahkan berlebih jika diberikan pada anjing. Pemberian pakan kucing pada anjing jutsru dapat menyebabkan obesitas, gangguan jantung, dan resiko diare berkepanjangan pada anjing.
C.     GANGGUAN NUTRISI PADA SAPI
Keberhasilan usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan. Pakan menjadi salah satu faktor utama keberhasilan usaha ternak, di samping faktor genetis dan manajemen. Oleh karena itu, bibit sapi yang baik dari jenis unggul hasil seleksi harus diimbangi dengan pemberian makanan yang baik pula. Sebab, bibit sapi yang secara genetis baik akan memiliki sifat-sifat keturunan yang baik pula apabila memperoleh makanan yang cukup dan memenuhi syarat. Namun, perlu disadari bahwa pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat ini tidak berarti akan bisa mengubah sifat-sifat genetik sapi. Misalnya, bangsa sapi Madura besarnya tubuh tidak akan bisa berubah menyerupai bangsa sapi Hereford; bangsa sapi Hereford yang bertubuh besar, daya kerjanya tak akan bisa menyamai bangsa sapi Ongole, dan sebagainya. Tetapi paling tidak, pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat pasti akan mampu memunculkan sifat-sifat pembawaan dari bangsa-bangsa sapi tersebut, misalnya: pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan prosentase karkasnya pun menjadi lebih baik.
Pemberian pakan terhadap ternak sapi harus dilakukan secara kontinu sepanjang waktu. Sebab, pemberian pakan yang tidak kontinu akan menimbulkan goncangan terhadap sapi-sapi tersebut sehingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini sering terjadi pada sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis, termasuk di negara kita. Pertumbuhan sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis sering mengalami kurva naik-turun yang sangat tajam. Pada musim penghujan pertumbuhan dan pertambahan berat badannya sangat cepat, karena mendapat makanan yang cukup dan memenuhi syarat. Tetapi pada musim kemarau pertumbuhan berat badannya dapat menurun secara drastis. Sebab selama musim kemarau daya cerna hijauan/rerumputan berkurang. Hal ini terutama disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam hijauan/rerumputan akibat kekurangan air. Dengan demikian hijauan/rerumputan yang diberikan kepada ternak tidak memenuhi syarat, bahkan volume pemberiannya pun seringkali sangat kurang. Akibatnya ialah pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat badannya menurun/kurus, sebagai sapi potong tidak memenuhi syarat, perkembangbiakannya mundur karena fertilitasnya pun menurun, prosentase karkasnya juga sangat rendah.
Oleh karena itu para peternak sapi, harus berusaha memberikan makanan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sapi-sapi tersebut. Makanan sapi yang memenuhi syarat ialah makanan yang mengandung: protein, karbohidrat, lemak, vitamin-vitamin, mineral, dan air. Kesemuanya itu bisa disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat.
KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN
a.         Protein
Protein berfungsi untuk:
Memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, misalnya pada sapi lanjut usiaPertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, misalnya pada pedet.Keperluan berproduksi, misalnya bagi sapi-sapi dewasa.
Diubah menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup mengandung protein.
b.        Lemak
Lemak berfungsi untuk:Sumber energi (tenaga).Pembawa vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.Lemak dari bahan makanan dapat diubah menjadi pati dan gula, yang bisa digunakan sebagai sumber tenaga, atau disimpan di dalam jaringan sel-sel sebagai lemak cadangan. Banyaknya lemak dalam tubuh berbeda-beda. Biasanya lemak-lemak tersebut dibentuk dari karbohidrat dan lemak makanan yang tidak langsung digunakan. Dan setiap kelebihan lemak disimpan di bawah kulit sebagai cadangan. Setiap jenis ternak memiliki alat atau tempat khusus untuk menyimpan lemak, misalnya sapi pada ponoknya, domba pada ekornya dan lain sebagainya. Di samping itu kelebihan lemak disimpan di sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus dan di antara otot-otot.
c.                   Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi untuk:Sumber tenaga (energi).Pembentukan lemak di dalam tubuh.Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan.
d.        Mineral
Mineral berfungsi untuk:Pembentukan jaringan tulang dan urat.Keperluan berproduksi.Menggantikan mineral dalam tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan.Mineral tidak banyak terdapat dalam tulang. Walaupun demikian, mineral dalam jaringan tubuh yang jumlahnya hanya sedikit itu, amat penting artinya bagi daya hidup hewan. Sebab mineral akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Pada anak hewan yang sedang tumbuh, ataupun bagi hewan dewasa yang perlu memperbaharui sel-selnya yang berlangsung terus-menerus, juga sangat membutuhkan mineral. Demikian pula pertumbuhan janin pun hanya mungkin bila tersedia unsur mineral.
Beberapa unsur mineral penting yang diperlukan tubuh ialah: natrium, khlor, kalsium, fosfor, sulfur, kalium magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya unsur-unsur tersebut banyak terdapat dalam ransum makanan. Namun demikian seringkali juga ada unsur-unsur mineral tertentu yang perlu ditambahkan. Unsur-unsur tersebut, terutama adalah garam dapur (NaCl), kalsium (Ca) dan fosfor (P).
Bangsa padi-padian banyak mengandung fosfor, sedangkan makanan kasar lainnya banyak mengandung Ca. Sebagai tanda bahwa hewan ternak sapi kekurangan mineral ialah: sapi suka makan tanah. Akibat kekurangan mineral, bisa menimbulkan penyakit tulang, atau fertilitasnya (kesuburan) menurun. Sumber mineral terutama dapat dipenuhi dari hijauan, feed supplement-mineral.
e.       Vitamin
Vitamin berfungsi untuk:Mempertahankan kekuatan tubuh.Memajukan kesehatan dalam berproduksi.Dalam hal pemenuhan vitamin pada ternak tidak perlu menjadi perhatian khusus, karena unsur tersebut biasanya cukup tersedia dalam bahan-bahan pakan ternak. Dan kebanyakan vitamin dibentuk dalam usus hewan pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Tetapi pada musim kemarau panjang, ada kemungkinan bahan-bahan pakan itu kekurangan kadar vitamin A. Oleh karena itu ternak sapi yang dipiara secara intensif, atau dibatasi ruang geraknya, maka di dalam ransum perlu ditambahkan vitamin A. Kelebihan vitamin A bisa tersimpan lama di dalam hati.
Pada sapi vitamin tersebut bisa bertahan sampai 6 bulan, kambing 3 bulan. Pada umumnya bagian hijauan tanaman yang sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung karotin, yang dalam tubuh hewan diubah menjadi vitamin A.

f.         Air
Air berfungsi untuk:Mengatur suhu tubuh.Membantu proses pencernaan.Mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna lagi di dalam tubuh yang berupa: keringat, air seni dan kotoran (80% air).
Melumasi persendian dan membantu mata untuk dapat melihat.
Air merupakan bagian utama dari zat-zat di dalam tubuh. Komposisi tubuh hewan lebih dari 50% terdiri dari air, dan sebagian besar jaringan tubuhnya mengandung 70 — 90% air. Hewan yang kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada kekurangan makanan. lni suatu bukti bahwa air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ternak. Oleh karena itu para peternak harus sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan air bagi ternaknya.
Jumlah kebutuhan air minum bagi ternak sapi sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: jenis sapi, umur, suhu lingkungan, jenis bahan makanan dan volume makan yang masuk dalam tubuh, serta kegiatan sapi yang bersangkutan. Bagi sapi-sapi muda, sapi yang sedang bekerja, sapi yang berada dalam lingkungan suhu yang tinggi, sapi yang makan jenis makanan jerami dan dalam jumlah volume yang tinggi, tuntutan air minum yang dipergunakan lebih tinggi daripada yang lain.
Kebutuhan air dalam tubuh sapi bisa dipenuhi dari air minum, air dalam bahan makanan dan air metabolik yang berasal dari glugosa, lemak dan protein. Sebagai pedoman, penyediaan air minum bagi sapi dewasa yang bekerja kira-kira 35 liter, dan sapi yang tidak bekerja cukup sekitar 25 liter.
D.    GANGGUAN NUTRISI PADA DOMBA
Anggorodi (1990) menyatakan bahwa untuk pertumbuhan salah satu komponen yang penting dalam makanan adalah energi, kebutuhan energi ini tergantung dari proses fisiologis ternak. Tillman et al.(1991) menambahkan bahwa hewn yang sedang tumbuh membutuhkan energi untuk pemeliharaan tubuh (hidup pokok), memenuhi kebutuhan akan energi mekanik untuk gerak otot dan sintesa jaringan-jaringan baru. Menurut Mc Donald (2002) hewan memperoleh energi dari pakannya.
Menurut Pond et al. (1995) secara umum nutrisi yang paling membatasi dalam nutrisi ternak domba adalah energi. Sumber utama dari energi adalah pastura (hijauan makanan ternak, hutan dan rumput atau tunas-tunas), hay, silase, pakan dari produk sampingan (by product) dan biji-bijian. Ensminger (1991) juga menyatakan bahwa kebutuhan energi domba sebagian besar dipenuhi oleh konsumsi dan pencernaan dari hijauan pastura, hay dan silase. Sumber energi menurut Parakkasi (1999) adalah karbohidrat, protein dan lemak.
Energi pakan dapat didefinisikan sebagai kalori yang terkandung dalam pakan. Kalori ini berasal dari senyawa-senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak. Ternak memerlukan energi untuk berlanmgsungnya proses metabolisme di dalam tubuhnya. Konsumsi energi yang berlebihan oleh ternak akan mengarahkan penggunaan energi untuk memproduksi lemak tubuh yang lebih tinggi (Haryanto, 1992).
Defisien energi pada ternak yang sedang dalam fase pertumbuhan akan menyebabkan penurunan laju peningkatan bobot badan, yang akhirnya akan menghentikan pertumbuhan, bobot badan semakin menurun dan yang paling buruk adalah dapat menyebabkan kematian (NRC, 1985). Ensminger (1991) menambahkan bahwa kekurangan energi merupakan masalah defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba, yang dapat disebabkan oleh kekuranga pakan atau karena mengkonsumsi pakan dengan kualitas rendah.

E.     GANGGUAN NUTRISI PADA  UNGGAS
Ternak unggas dapat tumbuh cepat dan besar,bertelur dan menghasilkan anak yang banyak dan sehat membutuhkan pakan yang mengandung 6 macam gizi yaitu:
1.      Protein.
Protein adalah polimer dari asamamino yang terdiri dari satu atau dua rantai polipeptida.Ditemukan sebanyak 22 jenis asam amino di dalamdaging unggas sehingga untuk pertumbuhan dan produksi yang baik, ke-22 jenis asam amino tersebut harus tersedia (NRC, 1994; SCOTT et al., 1982). Dari 22 asam amino tersebut, 12 jenis tidak dapat disintesis di dalam tubuh unggas sehingga harus disediakan di dalam pakan. Asam amino tersebut dikelompokkan menjadi asam amino esensial. Sisanya dapat disintesis oleh unggas dan dikelompokkan menjadi asam amino non-esensial. Protein dalam pakan yang dikonsumsi unggas akan dicerna oleh pepsin di dalam proventriculus dan gizzard, dan enzim proteolitik (tripsin dan chimotripsin) di dalam usus halus yang menghasilkan peptida dan asam amino. Peptida dan asam amino tersebut akan diserap oleh sel mukosa usus halus unggas (SCOTT et al., 1982). Asam amino di dalam protein dibutuhkan ternak unggas untuk pembentukan sel, mengganti sel mati, membentuk jaringan tubuh seperti daging, kulit, telur, embrio dan bulu. Unggas yang tidak diberi makan protein akan tetap kecil dan tumbuh lambat atau tidak bisa bertambah besar. Disamping itu, protein juga dibutuhkan untuk produksi telur dan produksi sperma unggas jantan. Dengan demikian unggas yang tidak diberi protein akan tumbuh lambat, produksi telur sedikit, jarang mau kawin, daya tunas dan daya tetas juga rendah, dan akan menghasilkan anak sedikit dan kurang bermutu.Protein yang dimakan oleh ternak unggas akan dicerna dengan bantuan enzim menjadi berbagai asam amino yang dibutuhkan oleh unggas. Asam amino yang sering kurang dalam campuran pakan unggas adalah asam amino metionin dan lisin (kadang-kadang asam amino treonin). Kebutuhan protein dan asam amino untuk unggas sering dibuat dalam persen (%) atau g/ekor/hari. Sumber protein adalah: tepung ikan, tepung udang, tepung daging dan tulang, tepung daging unggas, tepung darah, bungkil kedelai, kedelai masak,bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, daging keong,corn gluten meal, rapeseed meal, canola meal, dan dried distilled grains and solubles (LEESON danSUMMERS, 1991; NORTH, 1984).

2. Karbohidrat.
 Karbohidrat merupakan bagianterbesar (40 – 70%) dari pakan ternak (CARRE, 2002).Karbohidrat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: karbohidrat yang tidak dapat dicerna unggas terutama serat: selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Karbohidrat yang dapat dicerna unggas yaitu polisakarida-pati, disakarida dan monosakarida. Karbohidrat yang dapat dicerna unggas akan dihidrolisis enzim amilase, dan glukosidase menjadi glukosa yang dapat diserap dari saluran pencernaan unggas sebagai sumber utama energi ternak unggas. Pati dibutuhkan oleh unggas sebagai sumber energi utama (SCOTT et al., 1982). Energi adalah gizi yang dibutuhkan unggas untuk hidup, berdiri, berjalan, makan, tidur, kawin dan untuk setiap kegiatan aktivitas unggas. Selain dari karbohidrat, energi juga dapat diperoleh dari lemak atau minyak. Jika energi dari karbohidrat dan lemak pakan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan unggas maka protein dalam makanan dapat dijadikan sebagai sumber energi walaupun tidak efisien karena protein sebaiknya digunakan sebagai sumber asam amino untuk pembentukan sel dan jaringan tubuh.Kebutuhan energi untuk unggas dinyatakan dalam kilo kalori energi metabolis/kg pakan (kkal EM/kg) atau dapat dihitung menjadi kilo kalori/ekor/hari. Sumber karbohidrat: jagung, sorgum, gandum, menir, ubi kayu, ubi jalar, dedak, polar, sagu dan molases (LEESON dan SUMMERS, 1991; NORTH, 1984).

3.                  Lemak dan minyak.
Lemak menjadi beku dan minyak cair pada suhu ruangan. Secara umum lemak diartikan dari minyak hewan seperti minyak sapi, dan minyak berasal dari minyak tanaman seperti minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kelapa sawit (juga minyak ikan bukan lemak ikan). Lemak dan minyak yang dikonsumsi unggas akan dipecah oleh enzim lipase ke dalam asam lemak. Lemak dibutuhkan untuk produksi telur, lapisan lemak diantara daging dan sebagai sumber energi kebutuhan aktivitas unggas (NORTH, 1984). Unggas mengandung lemak di bawah kulit dan di sekitar rongga perut. Lemak tersebut dapat dibentuk unggas dalam tubuhnya dengan memakan pakan yang mengandung lemak atau karbohidrat. Akan tetapi daging unggas yang mengandung lemak terlalu banyak, kurang disukai karena porsi dagingnya tentu akan berkurang. Unggas yang tidak makan lemak akan cukup terganggu pertumbuhannya, dapat menurunkan ukuran/besar telur dan menurunkan reproduksi pejantan. Pakan yang mengandung lemak/minyak akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi asam-asam lemak seperti asam lemak linoleat, linolenat termasuk Omega 3 (EPA dan DHA) yang juga dibutuhkan manusia (SCOTT et al., 1982). Kebutuhan lemak untuk unggas sering dinyatakan dalam bentuk persen (%)/kg pakan dan dapat dihitung menjadi g/ekor/hari. Sumber lemak utama: minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, minyak ikan, dan lemak hewan seperti tetelan dari rumah potong hewan (LEESON dan SUMMERS, 1991; NORTH, 1984).
4.      Vitamin.
 Terdapat 13 vitamin yang dibutuhkan oleh unggas (NORTH, 1984). Vitamin dibutuhkan oleh unggas untuk menjaga kesehatan secara umum, kesehatan mata dan untuk membantu pembekuan darah, untuk kesehatan otot, fertilitas dan daya tetas telur, untuk proses metabolisme dan pembentukan tulang. Vitamin dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K, dan (2) vitamin larut dalam air yaitu vitamin B kompleks, dan vitamin C. Vitamin-vitamin tersebut terdapat di dalam bahan pakan dan sebagian lagi diproduksi oleh mikroorganisme dalam tubuh unggas seperti vitamin K. Unggas yang tidak makan cukup vitamin tidak dapat tumbuh normal, mata dan tulang terganggu (SCOTT et al., 1982; NRC, 1994). Sumber vitamin: sebagian besar bahan pakan, minyak tanaman, lemak hewan, daun-daunan seperti tepung alfalfa (NORTH, 1984), daun lamtoro, daun gamal, daun kaliandra, dan premix campuran vitamin dan mineral) yang dapat dibeli di toko pakan ternak.
5.      Mineral.
 Mineral dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro dan mikro. Mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah relatif lebih banyak dari mineral lain adalah kalsium (Ca) dan fosfor (P) untuk pembentukan tulang; natrium (Na),kalium (K), magnesium (Mg), dan klorida (Cl) yang dibutuhkan untuk keseimbangan asam-basa dalam proses osmosis tubuh. Mineral mikro adalah Cu, I, Mn, Se, dan Zn (dan Co yang dapat diperoleh dari vitamin B12) (NRC, 1994). Secara umum, mineral adalah gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi perannya sangat penting untuk pertumbuhan tulang, pembentukan kerabang telur, keseimbangan dalam sel tubuh, membantu pencernaan dan sistem transportasi gizi dalam tubuh, fertilitas dan daya tetas telur. Bahan pakan yang mengandung mineral akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi ion mineral yang dapat diserap ke dalam tubuh unggas. Unggas yang kekurangan mineral akan tumbuh tidak normal, tidak sehat dan tulang jadi keropos. Akan tetapi, secara umum mineral yang penting dihitung di dalam pakan adalah kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P). Mineral lain pada umumnya dipenuhi dari bahan pakan lain atau dapat ditambahkan dalam bentuk campuran berbagai mineral (premix). Kebutuhan Ca dan P untuk unggas dinyatakan dalam satuan persen (%)/kg pakan yang kemudian dapat dihitung menjadi mg/g/ekor/hari. Sumber mineral: Tepung ikan, tepung daging dan tulang, tepung udang, tepung tulang misalnya tulang sapi yang dibakar, kulit keong, kulit kerang, kapur dan dikalsium fosfat (NRC, 1994; NORTH, 1984).

6.      Air.
Air tergolong ke dalam gizi yang sangat esensial untuk unggas. Unggas tidak akan tumbuh dan akan mati dalam beberapa hari jika tidak diberi air minum. Unggas dapat bertahan hidup jika diberi pakan basah yang mengandung banyak air atau diberi pakan kering dan sekaligus air minum. Kebutuhan air untuk unggas = dua sampai tujuh kali berat pakan yang dimakannya dalam bentuk kering (NORTH, 1984). Air adalah kebutuhan utama mahluk hidup termasuk ternak unggas (NRC, 1994). Sekitar 70% bobot tubuh adalah air (LEESON dan SUMMERS, 1991). Oleh karena itu, air yang cukup harus disediakan dalam jumlah yang memadai setiap hari. Air yang sejuk dan tawar lebih disukai daripada air yang hangat dan mengandung garam.
  

DAFTAR PUSTAKA
Hana Akari Arifin, Osfar Sjofjan and Irfan H. Djunaidi.2008. Nutrien evaluation on corn cultivars for protein digestibility, nitrogen retention and metabolizable energy in broiler.Universitas Brawijaya Malang. Jurnal.
Anggarayono, H.I. Wahyuning dan Tristiarti. 2008. Energi Metabolis dan Pencernaan Protein Akibat Perbedaan Porsi Pemberian Ransum pada Ayam Petelur. Fakultas Peternakan Universitas Dipenogoro. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Anonim. 2011. Konsumsi Pakan Ternak.
Anonim. 2006. Makanan & Nutrisi Kucing.
Prof.DR.Ir.Ismartoyo,M.Agr.S. 2011. Ilmu Nutrisi Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar. Bahan Ajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar