Jumat, 04 April 2014

NUTRISI ESENSIAL PADA SAPI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
            Secara teknis kebutuhan nutrisi ternak ruminansia berpotensi biologis untuk dapat memanfaatkan hijauan sebagai sumber bahan pakan utamanya (Parakkasi, 1999).  Hijauan relatif lebih mudah ditanam sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan tanaman sumber karbohidrat lainnya.
Masih menurut Parakkasi, sistem pemeliharaan intensif ternak ruminansia yang sering disinonimkan sebagai usaha peternakan dengan penggunaan ransum tinggi akan penguat (konsentrat), sesungguhnya memiliki keuntungan lain yaitu dapat memanfaatkan bahan makanan hasil ikutan dari berbagai industri.
Semakin intensif sistem pemeliharaan pada ternak ini, maka faktor nutrisi harus semakin kritis untuk diperhatikan.  Dikatakan demikian karena biaya pakan merupakan bagian terbesar dari total biaya produksi, yang jika tidak dikelola dengan benar dapat menghambat upaya meningkatkan efisiensi bruto.  Dalam keadaan demikian, maka nutrisi yang cukup merupakan hal yang esensial.
Seperti halnya pada ternak unggas dan ternak monogastrik maka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia adalah :
       Energi
       Karbohidrat
       Lemak
       Protein
       Mineral
       Vitamin
       Air\

1.2     Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan nutrisi esensial?
b.      Zat esensial apa saja yang dibutuhkan sapi?


1.3     Tujuan
a.       Untuk  mengetahui nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh sapi secara umum.




BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1   Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. 
Makan dan minum adalah sangat penting bagi setiap mahluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Di bawah ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan hidunya antara lain adalah karbohidrat yang digolongkan menjadi monosakarida atau gula sederhana ( satu unit aldehida atau keton ), protein yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino yaitu sebuah gugus karboksil serta sebuah atom hidrogen dan terbagi menjadi dua asam amino essensial dan non essensial. Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar. Vitamin, merupakan molekul organik yang diperlukan makanan dalam jumlah yang sangat kecil dibandingkan dengan jumlah asam amino esensial dan asam lemak yang diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang yang sangat besar. Mineral, nutrien anorganik, yang umumnya diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil.


2.2  Nutrisi Esensial
Nutrisi esensial adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup yang tidak dapat diproduksi sendiri, oleh karena itu harus didapatkan dari makanannya sendiri.
Kebutuhan Nutrisi Bagi Sapi Perah
Kebutuhan zat makanan bagi sapi perah tergantung kebutuhan untuk hidup pokok ditambah jumlah zat – zat makanan yang terdapat dalam air susu yang disekresikan, yang terkandung dari jumlah air susu dan komposisi zat – zatnya. Kebutuhan ternak perah akan zat makanan terdiri atas 2 bagian. Pertama, kebutuhan hidup pokok (maintainance repoirements), yaitu kebutuhan untuk memelihara keutuhan organ dan fungsi tubuh, dalam arti kata kebutuhan untuk mempertahankan bobot hidup dan perawatan tubuhnya. Kedua, yaitu kebutuhan produksi (pertumbuhan, penggemukan, reproduksi serta laktasi).
Kebutuhan akan Hijauan
            Pada umumnya jumlah hijauan yang diberikan pada ternak tersebut adalah 10 % dari berat hidup, sedangkan makanan penguat misalnya konsentrat hanya diberikan 1 % saja dari berat hidup.
Kebutuhan akan Bahan Kering (BK)
Dalam memberi makan, kita perlu mempunyai perkiraan berapa jumlah makanan yang layak diberikan kepada ternak. Pemberian makanan yang terlalu sedikit atau terlalu banyak jelas akan merugikan. Jumlah pemberian ransum (hijauan + konsentrat) dapat diperkirakan dari kebutuhan akan bahan kering (BK).
Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat (hidrat dari karbon atau     hidrat arang)  atau   biasa disebut  juga sebagai  sakarida (dari   bahasa   Yunani   yang berarti "gula") adalah senyawa yang   terbentuk   dari   molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi   utama   karbohidratadalah   penghasil   energi   didalam   tubuh   ternak   sapi.     1gram   karbohidrat   akanmenghasilkan energi sebesar 4kkal   dan   energi   hasil   prosesoksidasi   (pembakaran)karbohidrat   ini   kemudian   akandigunakan untuk menjalankan berbagai fungsi.
Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan.
A. Karbohidrat sederhana;
Yang termasuk Karbohidrat sederhana antara lain adalah :
1.    Monosakarida; yaitu jenis karbohidrat yang terdiri dari 1 gugus cincin. Contohnya adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa.
Glukosa banyak terkandung di dalam buah-buahan, dan sayuran.
 Fruktosa, dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa   yang   paling   manis.   Fruktosa   banyak   terdapat   dalam   madu (bersama   dengan   glukosa),   dan   juga   pada   berbagai   macam buah-buahan.
Galaktosa,   adalah     karbohidrat   dari   hasil   proses   pencernaan  laktosa,oleh   sebab   itu     tidak   terdapat   di   alam   secara   bebas.   Selain sebagai  molekul   tunggal,  monosakarida  juga  akan  berfungsi  sebagai molekul  dasar  bagi pembentukan  senyawa  karbohidrat  kompleks pati (starch) atau selulosa.

2.    Disakarida, terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida. Contohnya adalah :
Sukrosa yang terbentuk dari gabungan molekul glukosa. dan fruktosa. Contoh makanan yang banyak mengandung Sukrosa adalah gula pasir.
Laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa & galaktosa. Contoh makanan yang mengandung laktosa adalah susu sapi, dengan konsentrasi laktosa rata-rata 6.8 gr / 100 ml susu.

B.Karbohidrat Kompleks
Dengan adanya rumen, karbohidrat yang dibutuhkan oleh ruminansia berasal dari sumber yang lebih bervariasi, yaitu selulosa, hemiselulosa, pectin, dan sedikit pati.  Selulosa merupakan bahan organik yang terdapat pada tanaman dalam jumlah besar. 
Seluruh sumber karbohidrat di atas akan diurai dan sebagian besar akan diubah menjadi asam lemak mudah terbang (VFA = Volatyl Fatty Acid).  Selain kandungan pakan yang dikonsumsi, kebutuhan karbohidrat dipasok dari protozoa didalam rumen, yang merupakan sumber polisakarida yang siap diserap.
Karbohidrat kompleks terbentuk dari 20.000 unit molekul monosakarisa terutama glukosa. Contohnya adalah :
 Pati.   Ini   adalah   jenis   karbohidrat   kompleks   yang   paling   banyak dikonsumsi.   Pati  adalah   simpanan   energi  yang   ada   di  dalam  sel-sel tumbuhan,   berbentuk   butiran-butiran   kecil   mikroskopik   dengan berdiameter   berkisar   antara   5-50   nm.   Bahan   pakan   yang   banyak mengandung   Pati   antara   lain   :   gandum,   jagung,   biji-bijian   seperti kacang merah atau kacang hijau dan banyak juga terkandung di dalam berbagai   jenis   umbi-umbian   seperti   singkong,   kentang   atau   ubi.   Di dalam pakan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa (amylose) dan amilopektin (amylopectin). Amilosa merupakan   polimer   glukosa   rantai   panjang   yang   tidak   bercabang sedangkan   amilopektin   merupakan   polimer  glukosa  dengan   susunan yang bercabangcabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini bervariasi tergantung kepada jenis pakannya. Namun semakin tinggiamilopektin, makan pakan akan semakin mudah dicerna.
Selulosa, adalah  dinding  sel dari tumbuh-tumbuhan  yang  terdiri dari kombinasi molekul glukosa. Zat ini masih dapat dicerna oleh ternak sapi dengan   bantuan   jasad   renik.   Dibandingkan   dengan   pati   dan gula,selulosa merupakan zat pakan  yang  bernilai rendah  sebab  tidak bisa dicerna dengan sempurna dan butuh banyak energy dalam proses pencernaannya.
Serat (Fiber),   adalah   karbohidrat   yang   tidak   dapat   larut.   Bahan   ini hanya  berfungsi  sebagai  pengenyang  yang  bisa  merangsang   proses pencernaan agar bisa berlangsung lebih baik. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dibentuk dari reaksi antara air dengan karbondioksida melalui proses fotosintesis. Sedangkan  pada tubuh hewan seperti   ternak   sapi,   karbohidrat   dibentuk   melalui   pakan   hijauan   dan biji-bijian yang dimakan

Kebutuhan akan Protein
Protein berfungsi untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak,misalnya pada sapi lanjut usia.Pertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh,misalnyapada pedet.`Keperluan berproduksi, misalnya bagi`sapi`dewasa.`Diubah`menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.`Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup mengandung protein.
Kebutuhan protein dari ruminansia hanya didasarkan pada kadar protein kasar.  Pengukuran protein kasar pada bahan pakan didasarkan pada suatu analisis yang mengukur jumlah N di dalam pakan tersebut.  Hal ini disebabkan keberadaan mikroba di dalam rumen yang mampu mendegradasi protein menjadi ikatan-ikatan peptida dan gas methan (NH3), serta menyusunnya menjadi asam-asam amino, baik esensial maupun non-esensial. 
Keberadaan mikroba rumen inilah yang menyebabkan ruminansia mampu mengonsumsi non-protein nitrogen, seperti urea, walaupun dalam jumlah terbatas, yaitu hanya 1 persen dari total bahan kering yang diberikan.  Sama halnya dengan karbohidrat, kebutuhan protein bagi ruminansia juga bias dipasok dari bakteri dan protozoa di dalam rumen.  Protozoa bahkan memiliki kandungan asam amino yang bersifat esensial bagi ruminansia.
·      Sumber protein:
Hijauan dari jenis leguminosa: centrosema pubescens, daun turi, lamtoro dan lain-lain.Makanan tambahan, berupa makanan penguat: bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan lain-lain.
Protein yang berasal dari hewan lebih baik, sebab mengandung asam amino essensial dan gizi yang lebih tinggi. Bahan makanan yang memiliki kadar protein yang tinggi mutunya ialah yang paling mendekati susunan protein tubuh. Protein yang berasal dari hewan dapat diproses menjadi protein jaringan tubuh kembali dengan risiko kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti jagung, apalagi jerami dan sebagainya.
Bagi ternak ruminansia, termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam makanannya, sebab di dalam rumen dan usus yang panjang telah banyak terjadi pengolahan oleh jasad renik. Namun, yang perlu diperhatikan ialah bahwa untuk membangun kembali protein yang telah usang dan terurai, maka protein dengan asam-asam aminonya harus di tingkatkan pula. Oleh karena itu jika sapi terpaksa hanya diberi makanan dari jerami, khususnya sapi penggemukan, maka untuk menutup kekurangan unsur-unsur yang tidak terdapat di dalam jerami tersebut harus diberi pakan tambahan yang banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Sebab jerami terlalu banyak mengandung serat kasar yang sulit dicerna, sedangkan unsur-unsur protein, lemak dan karbohidrat yang terkandung di dalamnya sangat sedikit.
Protein nabati adalah sumber utama protein dalam pakan ternak . Sapi dewasa(> 450-500 lbs ) dapat menggunakan nitrogen non - protein ( NPN ) , seperti urea , sebagai sumber untuk bagian dari protein mereka. Mikroba dalam rumen menggunakan NPN untuk membuat asam amino, sapi kemudian dapat menggunakan asam amino yang dibuat oleh mikroba . Sapi muda ( < 450-500 lbs ) tidak dapat menggunakan NPN karena rumen sapi muda belum berkembang dengan baik. NPN adalah racun bagi ternak muda dan non - ruminansia, jadi mereka seharusnya hanya diberi makan " alami " protein , seperti bungkil kedelai , yang telah memiliki rantai asam amino.
    Kebutuhan protein dari ruminansia hanya didasarkan pada kadar protein kasar. Pengukuran protein kasar pada bahan pakan didasarkan pada suatu analisis yang mengukur jumlah N di dalam pakan tersebut. Hal ini disebabkan keberadaan mikroba di dalam rumen yang mampu mendegradasi protein menjadi ikatan-ikatan peptida dan gas methan (NH3), serta menyusunnya menjadi asam-asam amino, baik esensial maupun non-esensial. Keberadaan mikroba rumen inilah yang menyebabkan ruminansia mampu mengonsumsi non-protein nitrogen, seperti urea, walaupun dalam jumlah terbatas, yaitu hanya 1 persen dari total bahan kering yang diberikan. Sama halnya dengan karbohidrat, kebutuhan protein bagi ruminansia juga bias dipasok dari bakteri dan protozoa di dalam rumen. Protozoa bahkan memiliki kandungan asam amino yang bersifat esensial bagi ruminansia.

Kebutuhan akan Mineral
            Kebutuhan mineral untuk laktasi termasuk NaCl, Ca, dan P. Kebanyakan mineral terdapat cukup jumlahnya dalam makanan yang berasal dari alam, sehingga hanya garam, kapur dan fosfor yang  diberikan dalam pemberian makanan secara langsung. Air susu yang mengandung 4% lemak juga mengandung kira-kira 1.23 g kalsium dan kira-kira1,0 g fosfor tiap liter sehingga  sapi yang menghasilkan 40 kg air susu tiap hari akan mengeluarkan49.2 g kalsium dan 40 g fosfor tiap hari. Seekor sapi mungkin ada dalam keadaan imbangan Ca negatif pada sebagian besar masa laktasinya. Namun, bila disediakan Ca makanan cukup, sapi mungkin kembali ke dalam imbangan positif pada masa akhir laktasi dan mungkin mampu mengganti cadangan yang hilang dalam tulang.
Tabel 6 : Kebutuhan akan mineralmineral  esensial lain dibicarakan dalam penerbitan-penerbitan standar makanan, beberapa diantaranya sebagai berikut :
Mineral                                                                      Bagian dalam bahan kering

Natrium              Na                                                       0,18%
NaCl                   NaCl                                                   0,45%
Kalium               K                                                         0,50% sampai 0,80%
Magnesium        Mg                                                      0,20%
Yodium              Y                                                         1,2mg/kg
Kobalt                Co                                                       0,10 mg/kg
Tembaga            Cu                                                       10,0 mg/kg
Besi                    Fe                                                       30,0 mg/kg
Mangan              Mn                                                      20 mg/kg
Seng                   Zn                                                       40 mg/kg
Belerang             S                                                          0,20%
Selenium            Se                                                        0,1 mg/kg

Kebutuhan akan Vitamin
Kebutuhan akan vitamin bagi sapi laktasi tidak spesifik untuk proses laktasinya, tetapi vitamin adalah bagian dari air susu dan memegang peranan umum dalam fungsi fisiologik jalannya metabolisme hewan untuk menghasilkan air susu. Hasil dari banyak percobaan menunjukan bahwa apabila kebutuhan akan vitamin untuk hidup pokok, reproduksi dan pertumbuhan badan telah terpenuhi, maka tidak diperlukan tambahan vitamin lagi kecuali untuk mengganti vitamin yang hilang melalui sekresi air susu dan juga yang hilang dalam proses metabolisme. Vitamin B-kompleks tidak menimbulkan persoalan dalam pemberian makanan pada ternak ruminansia karena sistese mikrobial dalam rumen dapat menyediakan  vitamin yangcukup. Standar pemberian makanan untuk sapi mencamtumkan kebutuhan akan vitamin A dan D, dan ini didasarkan dari hasil percobaan dasar mengenai kebutuhan akan vitamin yang kemudian dicantumkanlah daftar kebutuhannya guna keamanan status gizi tinggi ternak.Dalam hijauan segar banyak terdapat zat karotinoid, terutama beta-karotin yang merupakan provitamin A yang aktif. Dalam tubuh, beta-karotin tersebut dapat diubah menjadi vitamin A aktif.

Kebutuhan Lemak
Di dalam rumen, lemak akan terdegredasi menjadi partikel-partikel lemak.  Dalam jumlah terbatas, partikel-partikel lemak, seperti gliserol, akan membentuk propionat dengan bantuan bakteri di dalam rumen.  Dalam jumlah yang berlebihan, partikel-partikel tersebut dapat menurunkan aktifitas, bahkan mematikan bakteri selulolitik.  Selain itu, partikel ini akan melapisi selulosa, sehingga enzim selulase I dan II tidak dapat bekerja.


BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Laktasi adalah karakteristik yang spesifik bagi ternak mamalia. Susu adalahproduk yang dihasilkan oleh glandula mamae dan merupakan nutrisi bagi anaknya untukmendapatkan imunitas pasif.
Jenis sapi perah yangunggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi Shorthorn, Friesian Holstein, Jersey,Brown Swiss, Red Danish dan Drought master. Komposisi air susu terdiri dari air, protein, lemak,laktose, abu,kalsium, dan fosfor.
Kebutuhan zat makanan bagi sapi perah yaitu kebutuhan akan hijauan, bahan kering, energi, protein, mineral dan vitamin.

Daftar Pustaka

Chiba, Lee I. 2009c. Beef Cattle Nutition and Feeding. Animal Nutirition Handbook.
Christiyanto, M ;dkk. 2005. Konsumsi dan Kecernaan Nutrien Ransum yang Berbeda Prekursor Protein – Energi Dengan Pakan Basal Rumput Raja pada Sapi Perah.
Hall JB, Seay WW dan Baker SM. 2009. Nutrition and Feeding of the Cow-Calf Herd: Essential Nutrients, Feed Classification and Nutrient Content of Feeds. Virginia State University: Virginia
Manalu, Wasmen. 1995. Pengantar Ilmu Nutrisi Hewan. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.
Nursiam, Intan. 2010. Kebutuhan Hijauan dan Konsentrat Bagi Ternak Perah. http://intannursiam.wordpress.com/2010/09/20/kebutuhan-hijauan-dan-konsentrat-bagi-ternak-perah/#more-223. [20 – 09 – 2011]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar