Jumat, 04 April 2014

metabolisme vitamin

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1       Pengertian Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Kata ‘vitamin’ berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Telah diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet, baik manusia maupun hewan, tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi, vitamin berperan mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Pada manusia, vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.

1.2       Vitamin Berdasarkan Kelarutan
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh (Anonim, 2011).
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.  Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Metabolisme
   Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

2.2       Metabolisme Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut:
Jenis Vitamin
Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
Vitamin C
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin)
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin)
Difusi pasif
Niasin
Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Folasin (Asam Folat)
Menggunakan Na+
Vitamin B12
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009

2.2.1    Vitamin larut lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.        Tidak terdapat di semua jaringan
2.        Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
3.        Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
4.        Menyusun struktur jaringan tubuh
5.        Diserap bersama lemak
6.        Disimpan bersama lemak dalam tubuh
7.        Diekskresi melalui feses
8.        Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.

a)                 Vitamin A (retinol)
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
b)                 Vitamin D (colecalciferol)
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam  darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol  atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali  lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf  kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
c)                  Vitamin E (tokoferol)
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik.
Fungsi vitamin E:
1.      Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
2.    Melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.
d)        Vitamin K (fitomenadion)
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone. Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut.

2.2.2    Vitamin larut air
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.      Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2.      Tidak memiliki provitamin
3.      Terdapat di semua jaringan
4.      Sebagai prekusor enzim-enzim
5.      Diserap dengan proses difusi biasa
6.      Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
7.      Diekskresi melalui urin
8.      Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
a)         Vitamin C (asam askorbat)
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas.
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
b)        Vitamin B1 (Tiamin)
            Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine pada keadaan normal, eskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
c)         Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasa. Vitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning, larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet.
Riboflavin bebas terdapat di dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga mudah diserap dari rongga usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin Mononukleotida) dialirkan melalui vena portale ke hati.
d)         Vitamin B­3 (Niasin)
Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

e)         Vitamin B5 (asam pantotenat)
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.
f)                  Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ikan, daging  dan sayuran. Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan transaminase tertentu.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.
Fungsi vitamin B6:
1.    Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
2.    Dekarboksilasi
3.    Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein
4.    PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-acid/GABA).
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kram.
g)         Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total, tetapi selalu diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang.
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini dalam makanan adalah 5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.
Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam sekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, FI dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

No
Nama Vitamin
Sumber
Fungsi
Akibat Kelebihan dan Kekurangan Mengkonsumsi
1
Vitamin B1 (tiamin) = C12H17ON4S
Hati, ginjal, susu, mentega, kuning telur, ikan, kacang-kacangan, dan kulit ari padi
·         Koenzim dan metabolisme
·         Metabolisme karbohidrat
·         Memelihara fungsi sistem saraf
·         Memelihara sistem pencernaan dan nafsu makan
·         Nyeri saat perjalanan impuls di saraf perifer
·         Pembengkakan neuron pada susunan saraf pusat
·         Beri-beri dan endema
·         Hilang nafsu makan
·         Gangguan jantung dan otot
·         Mata lemah
2
Vitamin B2 (riboflavin laktoflavin) = C17H20O6N4
Hati, ginjal, jantung, otak, susu, telur, mentega, sayuran, dan ragi
·         Transmisi rangsangan cahaya ke saraf mata
·         Menjaga nafsu makan
·         Memelihara kulit di sekitar mulut
·         Luka di sudut bibir (keilosis)
·         Katarak
·         Dermatitis
·         Diare
·         Kelemahan otot
3
Vitamin B3 (niasin) = C6H5O2N
Susu, hati, ikan, telur, dan sayur-sayuran
·         Pertumbuhan sel
·         Bersama fosfat membentuk koenzim yang berperan dalam respirasi sel
·         Penyakit pelagra dengan gejala 3D (radang kulit/dermatitis, diare, dan demensia)
4
Vitamin B5 (asam pantotenat) = C9H17O3N
Ragi, hati, kuning telur, daging, buah-buahan dan sayur-sayuran
·         Memelihara tingkat gula darah yang normal
·         Komponen struktur koenzim-A yang berperan dalam proses oksidasi sel
·         Radang kulit
·         Nafsu makan menurun
·         Insomnia
5
Vitamin B6 (piridoksin) = C8H12O2N
Sayuran hijau, hati, daging, telur, dan susu
·         Memelihara keseimbangan unsur P dan K dalam sel
·         Aktif dalam pembentukan antibodi dan beberapa koenzim dalam metabolisme
·         Peradangan kulit
·         Anemia
6
Vitamin B11 (asam folat) = C12H12O6N7
Kacang-kacangan, ragi, hati, daging, pisang, lemon, dan sayuran hijau
·         Pembuatan koenzim untuk produksi eritrosit
·         Membentuk asam nukleat untuk sintesis protein
·         Anemia
·         Diare
·         Megaloblastosis (membesarnya eritrosis)
·         Terhambatnya petumbuhan
7
Vitamin B12 (sianokobalin = anti anemia pernisiosa) = C63H90O3N2S
Daging, unggas, ikan, telur, susu,keju,hati, udang dan kerang
·         Metabolisme sel dan pertumbuhan jaringan
·         Pembentukan eritrosit
·         Kelelahan
·         Pusing
·         Anemia
·         Peradangan saraf
8
Vitamin H (biotin) = C10H16O3N2S
Kacang-kacangan, hati, dan kuning telur
·         Koenzim metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
·         Depresi
·         Kurang nafsu makan
9
Vitamin C (asam askrobat = C6H8O6
Jeruk, tomat, nanas, pepaya, semangka, stroberi, hati dan sayur-sayuran segar
·         Pembentukan serabut kolagen
·         Menjaga elastisitas kapiler darah
·         Menjaga perlekatan akar gigi pada gusi
·         Koenzim reaksi katabolisme karbohidrat dan lemak
·         Pendarahan pada gusi dan persendian
·         Otot sakit
·         Degenerasi (pengurangan) sel-sel kulit
·         Skorbut (penyakit karena kekurangna vitamin C)
10
Vitamin A (retinol = anti seroftalmia) = C20H30O
Sayur-sayuran dan buah-buahan, berwarna kuning dan merah (mengandung karoten), hati, susu, dan daging
·         Memelihara kesehatan mata dan  kulit
·         Pertumbuhan tulang dan gigi
·         Xeroftalmia (terganggunya kelenjar air mata)
·         Rabun senja
·         Kulit kasar
·         Kelelahan
11
Vitamin D (ergosterol = kalsiferol) = C28H44O
Susu, minyak ikan, kuning telur, ragi, dan sinar ultraviolet
·         Absorpsi fosfor dan kalsium
·         Pembentukan tulang dan gigi
·         Rakhitis (pada bayi)
·         Osteomalasia (melunaknya tulang pada orang dewasa)
12
Vitamin E (tokoferol = antisterilitas)= C29H50O2
Kecambah, susu, kuning telur, kacang-kacangan, tumbuhan hijau dan biji gandum
·         Pembentuka eritrosit
·         Fungsi reproduksi
·         Mencegah oksidasi lemak tak jenuh
·         Penimbunan lemak pada otot
·         Kemandulan
·         Pecahnya eritrosit
13
Vitamin K (filokinon = anti hemoragia) = C31H46O2
Sayuran hijau, hati dan daging
·         Pembekuan darah
·         Pembentukan protombin dalam hati
·         Darah sukar membeku
·         Pendarahan


2.3       Kebutuhan Vitamin Pada Berbagai Jenis Hewan

a)         Sapi
Kesehatan dan kelangsungan hidup ternak bahkan pada kebanyakan mahluk hidup tidak lepas dari keberadaan vitamin di dalam tubuh. Beberapa fungsi vitamin pada ternak antara lain:
•    Vitamin berperan dalam mempertahankan dan meningkatkan kekuatan tubuh.
•   Vitamin berperan dalam meningkatkan kesehatan ternak terutama dalam berproduksi.
Bahan-bahan pakan yang berasal dari hijauan biasanya mengandung banyak vitamin, sehingga pemenuhan kebutuhan vitamin pada ternak peliharaan tidak terlalu mengalami kesulitan. Disamping itu, kebanyakan vitamin dapat dibentuk dalam usus binatang pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Kandungan vitamin yang terdapat pada pakan dari hijauan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan dan penyimpanan. Vitamin A dan E banyak terdapat pada tanaman hijauan dan padi-padian. Hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau pembudidaya sapi tidak boleh menyepelekan pemenuhan pemenuhan kebutuhan vitamin pada sapi yang dibudidayakannya, terutama pada musim kemarau, dimana bahan-bahan pakan hijauan biasanya mengalami kekurangan kadar vitamin A. Oleh karena itu, pada musim kemarau perlu ditambahkan vitamin A dalam ransum pakan ternak.
Kelebihan vitamin A dapat disimpan di dalam hati. Sapi memiliki kemampuan untuk menyimpan vitamin A selama enam bulan, sementara itu kambing hanya memiliki kemampuan untuk menyimpan vitamin A selama tiga bulan. Sumber vitamin A bisa diperoleh dari bahan pakan yang berupa hijauan, terutama terdapat pada bagian pucuk tanaman. Bagian pucuk tanaman biasanya mengandung karotin yang tinggi, dimana karotin tersebut akan diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh hewan.
Proses pembentukan vitamin dalam tubuh hewan:
      Vitamin A dapat dibentuk dari karotin yang banyak terdapat pada ransum pakan hijauan.
•   Vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan.
      Vitamin C dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan yang telah dewasa
      Vitamin D akan dibentuk dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.

b)        Domba dan Kambing
Vitamin pada ternak, terutama domba dan kambing sangat diperlukan, antara lain:
1.        Meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit terutama pada hewan muda
2.        Membantu masa penyembuhan dari sakit
3.        Meningkatkan fertiltas dan mengatasi kemajiran pada hewan betina tanpa diketahui penyebab yang jelas.
4.        Gangguan birahi dan gangguan produksi spermatozoa pada jantan
5.        Rakhitis pada hewan muda dan dan osteomalasia pada hewan dewasa
6.        Gangguan metabolisme mineral karena pakan tidak seimbang
7.        Mencegah abortus
            Adapun vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh domba dan kambing memilki fungsi sebagai berikut:
1.        Vitamin A terlibat dalam proses pembentukan dan menjaga fungsi jaringan epiitel dan membrane mukosa serta sangat penting untuk menjaga kesuburan dan penglihatan normal
2.        Vitamin D3 mengatur metabolisme kalsium dan  fosfor dalam darah dan mengatur absorpsinya dari usus. Pada hewan muda dan dalam masa pertumbuhan. Vitamin D3 juga berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
3.        Vitamin E berperan sebagai antioksidan intraseluler dan menjaga stabilitas membrane sel dari oksidasi lemak tak jenuh serta menghambat terjadinya keracunan peroksida lemak.  Vitamin E juga berperan dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan fertilitas hewan.

c)         Unggas
Vitamin dibutuhkan ayam dalam jumlah sedikit, namun memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap metabolisme.
Secara umum, peranan vitamin dalam tubuh ayam di antaranya:
1.    Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi, serta mengoptimalkan indera penglihatan.
2.    Vitamin B kompleks (vitamin B1 sampai B12) berfungsi sebagai koenzim dan membantu berbagai proses metabolisme nutrisi, mulai dari karbohidrat, protein dan lemak.
3.    Vitamin C berfungsi dalam metabolisme sel dan sebagai anti oksidan.
4.    Vitamin D menjaga rasio level kalsium dan fosfor dalam darah. Rasio ini mempengaruhi pembentukan kerangka normal, kekerasan paruh dan cakar serta kekuatan kerabang telur yang terbentuk.
5.    Vitamin E untuk meningkatkan fertilitas, menjaga agar pertumbuhan embrio normal, dan sebagai antioksidan.
6.    Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin yang nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah.
Vitamin untuk ayam merupakan nutrien mikro yang biasanya sudah ada di dalam pakan ayam. Seorang ahli nutrisi (nutrisionis, red) dari pabrik pakan akan menghitung ketersediaan vitamin dalam pakan yang disusunnya setelah semua nutrien utama terpenuhi kebutuhannya.
Dampak negatif vitamin tidak hanya muncul bila terdapat defisiensi. Vitamin juga memiliki efek toksik jika pemberiannya berlebihan. Contohnya, jika pemberian vitamin A dilakukan secara berlebihan, 4 – 10 kali lipat dari kebutuhan normal, maka unggas akan mengalami keracunan.
Peternak juga harus memperhatikan pemberian vitamin fat soluble (larut lemak), karena memiliki ambang toksisitas (level ambang batas meracuni) lebih rendah dibanding vitamin larut air. Jika dibandingkan dengan vitamin A, E dan K, ambang toksisitas paling rendah adalah vitamin D. Ambang toksisitas vitamin larut air jika dibandingkan vitamin larut lemak jauh lebih tinggi karena bisa dibuang oleh tubuh.
Kasus kelebihan vitamin, misalnya kelebihan vitamin D pada unggas akan menimbulkan gejala klinis berupa kotoran berwarna putih karena terjadi proses pengapuran tulang diiringi penurunan konsumsi pakan. Sementara itu, keracunan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan hati.
Di lapangan sendiri, kasus keracunan vitamin bisa terjadi jika dosis pemberian vitamin menyalahi aturan dan pencampurannya ke dalam pakan tidak merata. Hal ini sangat berisiko terjadi pada peternak layer self mixing (memformulasikan sendiri pakannya).

d)        Kucing
Vitamin yang larut dalam air (terutama niasin dan vitamin C)
Kucing tidak dapat membuat cukup niasin di dalam tubuhnya (catatan : vitamin B dapat disintesis dari triptofan), sehingga niacin adalah bagian penting dari kebutuhan vitamin kucing dan gizi kucing. Jika makanan kucing tidak mengandung cukup niasin, kucing mungkin mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, radang gusi, atau diare. Vitamin C memainkan peran penting dalam nutrisi kucing karena diperlukan untuk sintesis kolagen, yang merupakan jaringan paling umum di dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak (terutama vitamin A)
Makanan kucing yang baik harus mengandung cukup vitamin A, seringkali tercantum pada kebutuhan vitamin dan suplemen kucing sebagai retinyl palmitate. Vitamin A adalah bagian penting dari kebutuhan vitamin kucing karena kekurangan vitamin A akan menyebabkan rabun senja, masalah kulit dan bulu, serta terhambatnya pertumbuhan. Vitamin Amerupakan vitamin yang larut dalam lemak (bukan vitamin yang laut dalam air) sehingga tidak diekskresikan melalui urin dan dapat mencapai tingkat beracun dalam tubuh bila diberikan secara berlebihan.

e)         Kuda
Beberapa jenis vitamin dapat disintesis oleh kuda. Jumlah  yang disintesis akan  bervariasi tergantung jenis vitamin itu sendiri dan jenis ransum yang dimakan. Secum merupakan tempat yang ideal untuk sintesis vitamin. Tidak diketahui berapa banyak vitamin yang disintesis dalam secum diserap oleh usus besar,mungkin hanya sebagian kecil saja. Karena sulit untuk mengandalkan pada kuda untuk mensintesis seluruh kebutuhan vitamin B, maka perlu diberikan suplemen vitamin B pada ransum untuk kuda muda dan kuda pacu untuk memperbaiki performannya.Sejauh ini hanya sedikit informasi penelitian mengenai vitamin tersedia yang dibutuhkan kuda. Belum diketahui jenis vitamin apa yang perlu ditambahkan untuk mencapai ransum seimbang dan pada fase apa diberikan dari siklus kehidupan kuda tersebut. Kemudian, para ilmuwan memperbaiki ransum atau suplemen vitamin dengan membandingkan informasi ketentuan vitamin pada hewan lain.
Tabel berikut memperlihatkan kebutuhan vitamin premiks yang harus ditambahkan dalam ransum per hari.
No
Vitamin
Per ons premiks
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
11
12
Vitamin A (IU)
Vitamin D (IU)
Vitamin E (IU)
Vitamin K (mg)
Thiamin (mg)
Rhiboflavin (mg)
Niasin (mg)
Piridoksin (mg)
Asam Pantonenat (mg)
Kholin (mg)
Vitamin B12
Folasin
40000
4000
80
20
24
40
120
12
48
600
120
12

Tabel berikut menunjukkan kebutuhan premix yang dicampurkan dalam ransum.
Vitamin
Per ons Premiks
Foals (anak kuda)
   a.umur 0-2 bulan
   b.umur 2 bulan – lepas sapih
   c.lepas sapih-training
   d.selama training (latihan pacu)
Mares (kuda betina)
   a.masa bunting
   b.masa laktasi
   c.betina mandul
Stallions (kuda jantan)
   a.musim kawin
   b.musim kerja

1/8
¼
½
1

1
1
1 ½

1 ½
1
Sumber : Cunha T.J (1980)

Vitamin diperlukan dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan nutrient lainnya, namun kekurangan vitamin dalam ransum menyebabkan gangguan metabolisme dan penyakit. Beberapa senyawa yang berfungsi sebagai precursor vitamin atau provitamin seperti β-karoten atau pro-vitamin A. Diketahui sedikitnya 15 vitamin dibutuhkan kuda. Sebagian besar vitamin dapat diperoleh dari hijauan. Vitamin yang terdapat dalam pakan bervariasi tergantung padatipe tanah, iklim, pemanenan, dan penyimpanan. Hijauan berkualitas yang diperoleh pada pagi hari biasanya banyak mengandung vitamin. Defisiensi vitamin dapat terjadi jika kuda banyak mengkonsumsi hijauan kualitas buruk atau pakan tanpa suplemen vitamin.
Sebagian besar vitamin yang larut dalam air dapat disintesis dari mikroorganisme dalam usus kuda, namun tidak untuk dismpan. Beberapa diantaranya terlibat dalam metabolisme atau penggunaan lemak, protein dan karbohidrat pakan, sehingga berarti pakan yang mengandung banyak energy harus diiringi dengan banyak vitamin.




BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan:
·      Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme. Vitamin berperan mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan, regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
·      Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
·      Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
·      Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

·      Beberapa jenis hewan mampu mensintesis beberapa vitamin tertentu dalam jumlah tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar