Senin, 28 April 2014

TUGAS RANGKUMAN GANGGUAN MAKRO DAN MIKRO NUTRIEN PADA ANJING , KUCING, DOMBA, SAPI, UNGGAS

A.    GANGGUAN NUTRISI PADA ANJING
Nutrisi yang dibutuhkan Anjing Pada Umumnya adalah:
1. Protein (Amino Acid) :
Protein disini berfungsi sebagai pemicu produksi berbagai macam hormon pada tubuh anjing, pengganti sel2 yang rusak dan Protein juga bisa diubah oleh system pencernaan Anjing menjadi Energi. Protein Hewani lebih mudah dicerna oleh system pencernaan anjing dibanding Protein Nabati. Kebutuhan Protein pada anjing menurut AAFCO standard adalah 18% pada anjing dewasa dan 22% pada masa pertumbuhan Anjing (Dry matter Basis (lihat kandungan air pada label)) . Pada anjing dengan gangguan Ginjal, perlu pengawasan khusus akan kandungan Protein karena dapat menimbulkan supply Nitrogen berlebih pada darah anjing.
2. Karbohidrat:
Karbohidrat dalam hal ini dapat langsung diubah menjadi Energy dan lebih bersifat energy instant pada system pencernaan anjing. Dalam Kegunaannya, Kadar Karbohidrat berbanding terbalik dengan kadar Protein. Dimana Jika makanan sudah mengandung Protein tinggi otomatis tidak begitu memerlukan Karbohidrat. Akan tetapi disini Fungsi Protein lebih banyak dibanding dengan Fungsi Karbohidrat. Dalam Jumlah Banyak, akan mengakibatkan Alergi dan Muntah2.
3. Lemak:
Lemak dapat diubah sebagai sumber energi pada anjing dan mempunyai kalori lebih tinggi dibanding Protein dan Karbo, akan tetapi lemak mempunyai fungsi lain yaitu membantu pencernaan untuk penyerapan berbagai macam Vitamin seperti A, D, E, K sehingga berdampak untuk kesehatan Kulit, bulu, Mata, dan berbagai macam produksi Hormon. Kebanyakan Fat dapat mengakibatkan Obesitas.
4. Vitamin-Vitamin:
Vitamin juga dibutuhkan dalam pencernaan terutama untuk penyerapan lemak dan karbohidrat. Akan tetapi Vitamin hanya diperlukan dalam Jumlah yang Tepat untuk kesehatan anjing secara optimal. Kelebihan Vitamin dapat mengakibatkan berbagai macam pada Anjing dan gangguan pencernaan.

Vitamin dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:
a. Vitamin Larut dalam air yaitu vitamin B-complex (thiamine, riboflavin, pantothenic acid, niacin, pyridoxine, biotin, folic acid, choline, and B12) yang berguna untuk mengubah makanan menjadi energi dan berbagai macam produksi hormon dalam tubuh Anjing. Sedangkan Vitamin C, dibutuhkan tubuh untuk berbagai macam fungsi produksi hormon untuk menjaga keseimbangan. Akan tetapi Vitamin C ini dapat diproduksi oleh Tubuh Anjing jadi supplement yang mengandung Vit C ini tidak diperlukan kecuali untuk mengurangi Stress pada anjing, pada masa Penyembuhan, dan pada masa kehamilan. Kelebihan Vitamin B-complex dan Vitamin C akan dibuang melalui urine/pipis anjing.

b. Vitamin Larut dalam Lemak. Vitamin A, D, E dan K masuk dalam kategori ini dimana berfungsi untuk membantu berbagai fungsi/organ tubuh seperti Mata, Pembentukan Tulang (dengan Calcium), Kestabilan Sell, pembentukan sel darah, dan Kestabilan hormon2 untuk kesehatan anjing. Vitamin K, tidak diperlukan dalam kebutuhan Nutrisi karena dapat diproduksi oleh bakteri dalam pencernaan anjing. Kekurangan Vit. A dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit mata. Kekurangan Vit. E dapat mengakibatkan beberapa kerusakan kulit dan bulu serta ketidak stabilan hormon reproduksi dan kekebalan tubuh. Kekurangan Vitamin D dapat mengakibatkan pertumbuhan tulang2 yang tidak optimal. Kelebihan Vitamin kategori ini akan disimpan dibawah kulit dekat jaringan lemak dan tidak dibuang oleh Tubuh, sehingga dalam jumlah banyak akan menjadi Racun di tubuh Anjing. Dimana kelebihan Vit A dapat mengakibatkan penyakit tulang. Vit D dapat mengakibatkan pengapuran pada tulang rawan dan persendian. Vit E dapat menganggu sel darah dan menganggu fungsi tiroid.
Pemberian vitamin juga penting pada pengobatan malnutrisi. Salah satu vitamin yang penting ialah vitamin B-Kompleks. Penggunaan Vitamin B–Kompleks bertujuan meningkatkan sistem pertahanan tubuh, nafsu makan, dan sistem metabolisme. Vitamin B-Kompleks mengandung 8 jenis vitamin B. Vitamin B kompleks berfunsgi penting sebagai koenzim yang berperan dalam berbagai metabolisme energi di dalam tubuh, kofaktor dalam berbagai reaksi metabolisme asam amino dan berfungsi manjaga otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Pada kasus ini kondisi malnutrisi menyebabkan kadar vitamin dalam tubuh menurun sehingga diperlukan adanya vitamin tambahan dari luar. Dengan adanya tambahan vitamin B kompleks diharapkan nantinya fungsi metabolisme energi dapat kembali normal (Plumb 2005).

5. Mineral2: Mineral diperlukan tubuh untuk pembentukan tulang, metabolisme tubuh dan fungsi2 syaraf.

a. Kalsium dan Fosfor: untuk pembentukan tulang dan gigi dengan rasio yang pas. Jika rasio tidak pas maka dapat mengakibatkan kelainan pada tulang
b. Potassium: membantu pembentukan jaringan otot, fungsi hati dan ginjal.
c. Sodium: mempunya fungsi kurang lebih sama kayak potassium dan dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan hipertensi/tekenan darah tinggi.
d. Magnesium: dalam gabungannya dengan Kalsium membantu pembentukan fungsi hati, Otot2 dan jaringan Syaraf pada anjing. Magnesium juga membantu penyerapan Sodium dan Potassium.

e. Zat besi (Fe): membantu pembentukan sel darah merah dan pengaturan enzim2 dalam tubuh anjing.

f. Zinc: membantu menjaga kesehatan kulit dan bulu, pembentukan enzim, dan protein.

g. Copper (Cu): berguna dalam pembentukan Pigmen pada kulit dan bulu. Kelebihan zat Copper bisa mengakibatkan gangguan pada Ginjal ataupun keracunan.
Kesimpulan:
Apapun metode pemberian Nutrisi anda pada Anjing baik RF maupun DF harus PAS. Kekurangan dapat menganggu kesehatan Anjing dan kelebihan bisa menjadikan Racun dalam tubuh Anjing (pastikan tidak Over Supplement dan Vitamin). Jika anjing anda terkena sesuatu penyakit, coba sedikit disesuaikan asupan nutrisi yg berhubungan dengan penyakit tersebut.

B.     GANGGUAN NUTRISI PADA KUCING
Protein. Kebutuhan protein pada kucing lebih tinggi dibandingkan kebutuhan anjing. Kebutuhan protein harian kucing mencapai 2 kali lipat kebutuhan anjing per bobot badan yang sama. Hal ini dosebabkan kucing tidak dapat memecah protein secara sempuran asemperti pencernaan anjing. Kekurangan protein pada kucing dapat menyebabkan perombakan protein yang berasal dari otot kucing.
Vitamin A. Kucing membutuhkan vitamin A dalam asupan dietnya. Berbeda dengan anjing yang dapat merubah beta karoten menjadi vitamin A, kucing tidak mampu untuk menghasilkan vitamin A tanpa asupan vitamin A langsung dari luar. Vitamin A merupakan kebutuhan esensial bagi kucing.
Taurine. Taurine merupakan asam amino yang sangat dibutuhkan oleh kucing. Berbeda dengan anjing yang memiliki kebutuhan taurine lebih sedikit. Kekurangan taurine pada kucing dpaat menyebabkan hipertrofi kardiomiopati atau pembengkakan pada dinding jantung, masalah pada otot, bahkan kebutaan.
Asam arakidonat. Asam arakidonat merupakan asam lemak esensial bagi kucing, sehingga kucing tidak dapat meproduksi sendiri. Berbeda dengan anjing, anjing dapat memproduksi asam arakidonat dari sintesis asam linoleat dan gamma-asam linoleat. Kekurangan asam arakidonat dapat menyebabkan berkurangnya respon inflamasi akibat alergi.
Pati (starch). Pati merupakan bentuk lain dari gula. Sumber pati banyak terdapat di nasi, kentang, ataupun gandum. Kucing membutuhkan pati lebih sedikit dibandingkan dengan anjing. Pencernaan anjing membutuhkan pati yang lebih banyak dan mampu mentolerir asupan pati yang lebih tinggi dibandingkan kucing.
Asupan protein yang lebih tinggi pada kucing menyebabkan kucing mengalami malnutris (kekurangan nutrisi) jika diberi makan pakan anjing. Selain itu resiko adanya penyakit jantung, kelelahan otot, ataupun kebutaan. Sebaliknya, nutrisi pada pakan kucing cukup bahkan berlebih jika diberikan pada anjing. Pemberian pakan kucing pada anjing jutsru dapat menyebabkan obesitas, gangguan jantung, dan resiko diare berkepanjangan pada anjing.
C.     GANGGUAN NUTRISI PADA SAPI
Keberhasilan usaha ternak sapi sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan. Pakan menjadi salah satu faktor utama keberhasilan usaha ternak, di samping faktor genetis dan manajemen. Oleh karena itu, bibit sapi yang baik dari jenis unggul hasil seleksi harus diimbangi dengan pemberian makanan yang baik pula. Sebab, bibit sapi yang secara genetis baik akan memiliki sifat-sifat keturunan yang baik pula apabila memperoleh makanan yang cukup dan memenuhi syarat. Namun, perlu disadari bahwa pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat ini tidak berarti akan bisa mengubah sifat-sifat genetik sapi. Misalnya, bangsa sapi Madura besarnya tubuh tidak akan bisa berubah menyerupai bangsa sapi Hereford; bangsa sapi Hereford yang bertubuh besar, daya kerjanya tak akan bisa menyamai bangsa sapi Ongole, dan sebagainya. Tetapi paling tidak, pemberian makanan yang cukup dan memenuhi syarat pasti akan mampu memunculkan sifat-sifat pembawaan dari bangsa-bangsa sapi tersebut, misalnya: pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan prosentase karkasnya pun menjadi lebih baik.
Pemberian pakan terhadap ternak sapi harus dilakukan secara kontinu sepanjang waktu. Sebab, pemberian pakan yang tidak kontinu akan menimbulkan goncangan terhadap sapi-sapi tersebut sehingga pertumbuhannya terganggu. Hal ini sering terjadi pada sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis, termasuk di negara kita. Pertumbuhan sapi-sapi yang dipelihara di daerah tropis sering mengalami kurva naik-turun yang sangat tajam. Pada musim penghujan pertumbuhan dan pertambahan berat badannya sangat cepat, karena mendapat makanan yang cukup dan memenuhi syarat. Tetapi pada musim kemarau pertumbuhan berat badannya dapat menurun secara drastis. Sebab selama musim kemarau daya cerna hijauan/rerumputan berkurang. Hal ini terutama disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung dalam hijauan/rerumputan akibat kekurangan air. Dengan demikian hijauan/rerumputan yang diberikan kepada ternak tidak memenuhi syarat, bahkan volume pemberiannya pun seringkali sangat kurang. Akibatnya ialah pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat badannya menurun/kurus, sebagai sapi potong tidak memenuhi syarat, perkembangbiakannya mundur karena fertilitasnya pun menurun, prosentase karkasnya juga sangat rendah.
Oleh karena itu para peternak sapi, harus berusaha memberikan makanan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sapi-sapi tersebut. Makanan sapi yang memenuhi syarat ialah makanan yang mengandung: protein, karbohidrat, lemak, vitamin-vitamin, mineral, dan air. Kesemuanya itu bisa disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat.
KEBUTUHAN ZAT-ZAT MAKANAN
a.         Protein
Protein berfungsi untuk:
Memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, misalnya pada sapi lanjut usiaPertumbuhan atau pembentukan sel-sel tubuh, misalnya pada pedet.Keperluan berproduksi, misalnya bagi sapi-sapi dewasa.
Diubah menjadi energi, misalnya pada sapi-sapi kerja.
Protein lebih banyak dibutuhkan oleh sapi-sapi muda yang sedang dalam pertumbuhan daripada sapi-sapi dewasa. Karena protein tidak bisa dibentuk oleh tubuh, padahal sangat mutlak diperlukan tubuh, maka sapi-sapi yang bersangkutan harus diberi makanan yang cukup mengandung protein.
b.        Lemak
Lemak berfungsi untuk:Sumber energi (tenaga).Pembawa vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.Lemak dari bahan makanan dapat diubah menjadi pati dan gula, yang bisa digunakan sebagai sumber tenaga, atau disimpan di dalam jaringan sel-sel sebagai lemak cadangan. Banyaknya lemak dalam tubuh berbeda-beda. Biasanya lemak-lemak tersebut dibentuk dari karbohidrat dan lemak makanan yang tidak langsung digunakan. Dan setiap kelebihan lemak disimpan di bawah kulit sebagai cadangan. Setiap jenis ternak memiliki alat atau tempat khusus untuk menyimpan lemak, misalnya sapi pada ponoknya, domba pada ekornya dan lain sebagainya. Di samping itu kelebihan lemak disimpan di sekitar buah pinggang, selaput penggantung usus dan di antara otot-otot.
c.                   Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi untuk:Sumber tenaga (energi).Pembentukan lemak di dalam tubuh.Setelah dicerna, karbohidrat tersebut diserap oleh darah berupa glugosa dan langsung dioksidasikan untuk menghasilkan energi atau untuk cadangan lemak tubuh. Yang termasuk karbohidrat ialah serat kasar, BETN (yakni bahan-bahan yang banyak mengandung pati dan gula). Jagung dan makanan butiran lainnya juga banyak mengandung karbohidrat. Namun, kebutuhan karbohidrat ini juga bisa dipenuhi oleh bahan hijauan, sehingga dalam hal kebutuhan karbohidrat ini ternak tidak banyak mengalami kesulitan.
d.        Mineral
Mineral berfungsi untuk:Pembentukan jaringan tulang dan urat.Keperluan berproduksi.Menggantikan mineral dalam tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan.Mineral tidak banyak terdapat dalam tulang. Walaupun demikian, mineral dalam jaringan tubuh yang jumlahnya hanya sedikit itu, amat penting artinya bagi daya hidup hewan. Sebab mineral akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Pada anak hewan yang sedang tumbuh, ataupun bagi hewan dewasa yang perlu memperbaharui sel-selnya yang berlangsung terus-menerus, juga sangat membutuhkan mineral. Demikian pula pertumbuhan janin pun hanya mungkin bila tersedia unsur mineral.
Beberapa unsur mineral penting yang diperlukan tubuh ialah: natrium, khlor, kalsium, fosfor, sulfur, kalium magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya unsur-unsur tersebut banyak terdapat dalam ransum makanan. Namun demikian seringkali juga ada unsur-unsur mineral tertentu yang perlu ditambahkan. Unsur-unsur tersebut, terutama adalah garam dapur (NaCl), kalsium (Ca) dan fosfor (P).
Bangsa padi-padian banyak mengandung fosfor, sedangkan makanan kasar lainnya banyak mengandung Ca. Sebagai tanda bahwa hewan ternak sapi kekurangan mineral ialah: sapi suka makan tanah. Akibat kekurangan mineral, bisa menimbulkan penyakit tulang, atau fertilitasnya (kesuburan) menurun. Sumber mineral terutama dapat dipenuhi dari hijauan, feed supplement-mineral.
e.       Vitamin
Vitamin berfungsi untuk:Mempertahankan kekuatan tubuh.Memajukan kesehatan dalam berproduksi.Dalam hal pemenuhan vitamin pada ternak tidak perlu menjadi perhatian khusus, karena unsur tersebut biasanya cukup tersedia dalam bahan-bahan pakan ternak. Dan kebanyakan vitamin dibentuk dalam usus hewan pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Tetapi pada musim kemarau panjang, ada kemungkinan bahan-bahan pakan itu kekurangan kadar vitamin A. Oleh karena itu ternak sapi yang dipiara secara intensif, atau dibatasi ruang geraknya, maka di dalam ransum perlu ditambahkan vitamin A. Kelebihan vitamin A bisa tersimpan lama di dalam hati.
Pada sapi vitamin tersebut bisa bertahan sampai 6 bulan, kambing 3 bulan. Pada umumnya bagian hijauan tanaman yang sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung karotin, yang dalam tubuh hewan diubah menjadi vitamin A.

f.         Air
Air berfungsi untuk:Mengatur suhu tubuh.Membantu proses pencernaan.Mengeluarkan bahan-bahan yang tidak berguna lagi di dalam tubuh yang berupa: keringat, air seni dan kotoran (80% air).
Melumasi persendian dan membantu mata untuk dapat melihat.
Air merupakan bagian utama dari zat-zat di dalam tubuh. Komposisi tubuh hewan lebih dari 50% terdiri dari air, dan sebagian besar jaringan tubuhnya mengandung 70 — 90% air. Hewan yang kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada kekurangan makanan. lni suatu bukti bahwa air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi ternak. Oleh karena itu para peternak harus sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan air bagi ternaknya.
Jumlah kebutuhan air minum bagi ternak sapi sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: jenis sapi, umur, suhu lingkungan, jenis bahan makanan dan volume makan yang masuk dalam tubuh, serta kegiatan sapi yang bersangkutan. Bagi sapi-sapi muda, sapi yang sedang bekerja, sapi yang berada dalam lingkungan suhu yang tinggi, sapi yang makan jenis makanan jerami dan dalam jumlah volume yang tinggi, tuntutan air minum yang dipergunakan lebih tinggi daripada yang lain.
Kebutuhan air dalam tubuh sapi bisa dipenuhi dari air minum, air dalam bahan makanan dan air metabolik yang berasal dari glugosa, lemak dan protein. Sebagai pedoman, penyediaan air minum bagi sapi dewasa yang bekerja kira-kira 35 liter, dan sapi yang tidak bekerja cukup sekitar 25 liter.
D.    GANGGUAN NUTRISI PADA DOMBA
Anggorodi (1990) menyatakan bahwa untuk pertumbuhan salah satu komponen yang penting dalam makanan adalah energi, kebutuhan energi ini tergantung dari proses fisiologis ternak. Tillman et al.(1991) menambahkan bahwa hewn yang sedang tumbuh membutuhkan energi untuk pemeliharaan tubuh (hidup pokok), memenuhi kebutuhan akan energi mekanik untuk gerak otot dan sintesa jaringan-jaringan baru. Menurut Mc Donald (2002) hewan memperoleh energi dari pakannya.
Menurut Pond et al. (1995) secara umum nutrisi yang paling membatasi dalam nutrisi ternak domba adalah energi. Sumber utama dari energi adalah pastura (hijauan makanan ternak, hutan dan rumput atau tunas-tunas), hay, silase, pakan dari produk sampingan (by product) dan biji-bijian. Ensminger (1991) juga menyatakan bahwa kebutuhan energi domba sebagian besar dipenuhi oleh konsumsi dan pencernaan dari hijauan pastura, hay dan silase. Sumber energi menurut Parakkasi (1999) adalah karbohidrat, protein dan lemak.
Energi pakan dapat didefinisikan sebagai kalori yang terkandung dalam pakan. Kalori ini berasal dari senyawa-senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak. Ternak memerlukan energi untuk berlanmgsungnya proses metabolisme di dalam tubuhnya. Konsumsi energi yang berlebihan oleh ternak akan mengarahkan penggunaan energi untuk memproduksi lemak tubuh yang lebih tinggi (Haryanto, 1992).
Defisien energi pada ternak yang sedang dalam fase pertumbuhan akan menyebabkan penurunan laju peningkatan bobot badan, yang akhirnya akan menghentikan pertumbuhan, bobot badan semakin menurun dan yang paling buruk adalah dapat menyebabkan kematian (NRC, 1985). Ensminger (1991) menambahkan bahwa kekurangan energi merupakan masalah defisiensi nutrisi yang umum terjadi pada domba, yang dapat disebabkan oleh kekuranga pakan atau karena mengkonsumsi pakan dengan kualitas rendah.

E.     GANGGUAN NUTRISI PADA  UNGGAS
Ternak unggas dapat tumbuh cepat dan besar,bertelur dan menghasilkan anak yang banyak dan sehat membutuhkan pakan yang mengandung 6 macam gizi yaitu:
1.      Protein.
Protein adalah polimer dari asamamino yang terdiri dari satu atau dua rantai polipeptida.Ditemukan sebanyak 22 jenis asam amino di dalamdaging unggas sehingga untuk pertumbuhan dan produksi yang baik, ke-22 jenis asam amino tersebut harus tersedia (NRC, 1994; SCOTT et al., 1982). Dari 22 asam amino tersebut, 12 jenis tidak dapat disintesis di dalam tubuh unggas sehingga harus disediakan di dalam pakan. Asam amino tersebut dikelompokkan menjadi asam amino esensial. Sisanya dapat disintesis oleh unggas dan dikelompokkan menjadi asam amino non-esensial. Protein dalam pakan yang dikonsumsi unggas akan dicerna oleh pepsin di dalam proventriculus dan gizzard, dan enzim proteolitik (tripsin dan chimotripsin) di dalam usus halus yang menghasilkan peptida dan asam amino. Peptida dan asam amino tersebut akan diserap oleh sel mukosa usus halus unggas (SCOTT et al., 1982). Asam amino di dalam protein dibutuhkan ternak unggas untuk pembentukan sel, mengganti sel mati, membentuk jaringan tubuh seperti daging, kulit, telur, embrio dan bulu. Unggas yang tidak diberi makan protein akan tetap kecil dan tumbuh lambat atau tidak bisa bertambah besar. Disamping itu, protein juga dibutuhkan untuk produksi telur dan produksi sperma unggas jantan. Dengan demikian unggas yang tidak diberi protein akan tumbuh lambat, produksi telur sedikit, jarang mau kawin, daya tunas dan daya tetas juga rendah, dan akan menghasilkan anak sedikit dan kurang bermutu.Protein yang dimakan oleh ternak unggas akan dicerna dengan bantuan enzim menjadi berbagai asam amino yang dibutuhkan oleh unggas. Asam amino yang sering kurang dalam campuran pakan unggas adalah asam amino metionin dan lisin (kadang-kadang asam amino treonin). Kebutuhan protein dan asam amino untuk unggas sering dibuat dalam persen (%) atau g/ekor/hari. Sumber protein adalah: tepung ikan, tepung udang, tepung daging dan tulang, tepung daging unggas, tepung darah, bungkil kedelai, kedelai masak,bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, daging keong,corn gluten meal, rapeseed meal, canola meal, dan dried distilled grains and solubles (LEESON danSUMMERS, 1991; NORTH, 1984).

2. Karbohidrat.
 Karbohidrat merupakan bagianterbesar (40 – 70%) dari pakan ternak (CARRE, 2002).Karbohidrat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu: karbohidrat yang tidak dapat dicerna unggas terutama serat: selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Karbohidrat yang dapat dicerna unggas yaitu polisakarida-pati, disakarida dan monosakarida. Karbohidrat yang dapat dicerna unggas akan dihidrolisis enzim amilase, dan glukosidase menjadi glukosa yang dapat diserap dari saluran pencernaan unggas sebagai sumber utama energi ternak unggas. Pati dibutuhkan oleh unggas sebagai sumber energi utama (SCOTT et al., 1982). Energi adalah gizi yang dibutuhkan unggas untuk hidup, berdiri, berjalan, makan, tidur, kawin dan untuk setiap kegiatan aktivitas unggas. Selain dari karbohidrat, energi juga dapat diperoleh dari lemak atau minyak. Jika energi dari karbohidrat dan lemak pakan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan unggas maka protein dalam makanan dapat dijadikan sebagai sumber energi walaupun tidak efisien karena protein sebaiknya digunakan sebagai sumber asam amino untuk pembentukan sel dan jaringan tubuh.Kebutuhan energi untuk unggas dinyatakan dalam kilo kalori energi metabolis/kg pakan (kkal EM/kg) atau dapat dihitung menjadi kilo kalori/ekor/hari. Sumber karbohidrat: jagung, sorgum, gandum, menir, ubi kayu, ubi jalar, dedak, polar, sagu dan molases (LEESON dan SUMMERS, 1991; NORTH, 1984).

3.                  Lemak dan minyak.
Lemak menjadi beku dan minyak cair pada suhu ruangan. Secara umum lemak diartikan dari minyak hewan seperti minyak sapi, dan minyak berasal dari minyak tanaman seperti minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kelapa sawit (juga minyak ikan bukan lemak ikan). Lemak dan minyak yang dikonsumsi unggas akan dipecah oleh enzim lipase ke dalam asam lemak. Lemak dibutuhkan untuk produksi telur, lapisan lemak diantara daging dan sebagai sumber energi kebutuhan aktivitas unggas (NORTH, 1984). Unggas mengandung lemak di bawah kulit dan di sekitar rongga perut. Lemak tersebut dapat dibentuk unggas dalam tubuhnya dengan memakan pakan yang mengandung lemak atau karbohidrat. Akan tetapi daging unggas yang mengandung lemak terlalu banyak, kurang disukai karena porsi dagingnya tentu akan berkurang. Unggas yang tidak makan lemak akan cukup terganggu pertumbuhannya, dapat menurunkan ukuran/besar telur dan menurunkan reproduksi pejantan. Pakan yang mengandung lemak/minyak akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi asam-asam lemak seperti asam lemak linoleat, linolenat termasuk Omega 3 (EPA dan DHA) yang juga dibutuhkan manusia (SCOTT et al., 1982). Kebutuhan lemak untuk unggas sering dinyatakan dalam bentuk persen (%)/kg pakan dan dapat dihitung menjadi g/ekor/hari. Sumber lemak utama: minyak sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, minyak jagung, minyak ikan, dan lemak hewan seperti tetelan dari rumah potong hewan (LEESON dan SUMMERS, 1991; NORTH, 1984).
4.      Vitamin.
 Terdapat 13 vitamin yang dibutuhkan oleh unggas (NORTH, 1984). Vitamin dibutuhkan oleh unggas untuk menjaga kesehatan secara umum, kesehatan mata dan untuk membantu pembekuan darah, untuk kesehatan otot, fertilitas dan daya tetas telur, untuk proses metabolisme dan pembentukan tulang. Vitamin dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K, dan (2) vitamin larut dalam air yaitu vitamin B kompleks, dan vitamin C. Vitamin-vitamin tersebut terdapat di dalam bahan pakan dan sebagian lagi diproduksi oleh mikroorganisme dalam tubuh unggas seperti vitamin K. Unggas yang tidak makan cukup vitamin tidak dapat tumbuh normal, mata dan tulang terganggu (SCOTT et al., 1982; NRC, 1994). Sumber vitamin: sebagian besar bahan pakan, minyak tanaman, lemak hewan, daun-daunan seperti tepung alfalfa (NORTH, 1984), daun lamtoro, daun gamal, daun kaliandra, dan premix campuran vitamin dan mineral) yang dapat dibeli di toko pakan ternak.
5.      Mineral.
 Mineral dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu mineral makro dan mikro. Mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah relatif lebih banyak dari mineral lain adalah kalsium (Ca) dan fosfor (P) untuk pembentukan tulang; natrium (Na),kalium (K), magnesium (Mg), dan klorida (Cl) yang dibutuhkan untuk keseimbangan asam-basa dalam proses osmosis tubuh. Mineral mikro adalah Cu, I, Mn, Se, dan Zn (dan Co yang dapat diperoleh dari vitamin B12) (NRC, 1994). Secara umum, mineral adalah gizi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi perannya sangat penting untuk pertumbuhan tulang, pembentukan kerabang telur, keseimbangan dalam sel tubuh, membantu pencernaan dan sistem transportasi gizi dalam tubuh, fertilitas dan daya tetas telur. Bahan pakan yang mengandung mineral akan dicerna di dalam saluran pencernaan unggas menjadi ion mineral yang dapat diserap ke dalam tubuh unggas. Unggas yang kekurangan mineral akan tumbuh tidak normal, tidak sehat dan tulang jadi keropos. Akan tetapi, secara umum mineral yang penting dihitung di dalam pakan adalah kandungan kalsium (Ca) dan fosfor (P). Mineral lain pada umumnya dipenuhi dari bahan pakan lain atau dapat ditambahkan dalam bentuk campuran berbagai mineral (premix). Kebutuhan Ca dan P untuk unggas dinyatakan dalam satuan persen (%)/kg pakan yang kemudian dapat dihitung menjadi mg/g/ekor/hari. Sumber mineral: Tepung ikan, tepung daging dan tulang, tepung udang, tepung tulang misalnya tulang sapi yang dibakar, kulit keong, kulit kerang, kapur dan dikalsium fosfat (NRC, 1994; NORTH, 1984).

6.      Air.
Air tergolong ke dalam gizi yang sangat esensial untuk unggas. Unggas tidak akan tumbuh dan akan mati dalam beberapa hari jika tidak diberi air minum. Unggas dapat bertahan hidup jika diberi pakan basah yang mengandung banyak air atau diberi pakan kering dan sekaligus air minum. Kebutuhan air untuk unggas = dua sampai tujuh kali berat pakan yang dimakannya dalam bentuk kering (NORTH, 1984). Air adalah kebutuhan utama mahluk hidup termasuk ternak unggas (NRC, 1994). Sekitar 70% bobot tubuh adalah air (LEESON dan SUMMERS, 1991). Oleh karena itu, air yang cukup harus disediakan dalam jumlah yang memadai setiap hari. Air yang sejuk dan tawar lebih disukai daripada air yang hangat dan mengandung garam.
  

DAFTAR PUSTAKA
Hana Akari Arifin, Osfar Sjofjan and Irfan H. Djunaidi.2008. Nutrien evaluation on corn cultivars for protein digestibility, nitrogen retention and metabolizable energy in broiler.Universitas Brawijaya Malang. Jurnal.
Anggarayono, H.I. Wahyuning dan Tristiarti. 2008. Energi Metabolis dan Pencernaan Protein Akibat Perbedaan Porsi Pemberian Ransum pada Ayam Petelur. Fakultas Peternakan Universitas Dipenogoro. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Anonim. 2011. Konsumsi Pakan Ternak.
Anonim. 2006. Makanan & Nutrisi Kucing.
Prof.DR.Ir.Ismartoyo,M.Agr.S. 2011. Ilmu Nutrisi Ruminansia. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar. Bahan Ajar.

Jumat, 04 April 2014

metabolisme vitamin

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1       Pengertian Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Kata ‘vitamin’ berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Telah diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet, baik manusia maupun hewan, tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan. Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat disintesis oleh tubuh. Beberapa di antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Jadi, vitamin berperan mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan.
Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Pada manusia, vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.

1.2       Vitamin Berdasarkan Kelarutan
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh (Anonim, 2011).
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.  Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Metabolisme
   Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

2.2       Metabolisme Vitamin
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut:
Jenis Vitamin
Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
Vitamin C
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin)
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin)
Difusi pasif
Niasin
Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Folasin (Asam Folat)
Menggunakan Na+
Vitamin B12
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009

2.2.1    Vitamin larut lemak
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.        Tidak terdapat di semua jaringan
2.        Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
3.        Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
4.        Menyusun struktur jaringan tubuh
5.        Diserap bersama lemak
6.        Disimpan bersama lemak dalam tubuh
7.        Diekskresi melalui feses
8.        Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.

a)                 Vitamin A (retinol)
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinoiddan prekursor atau provitamin A atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil, bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
b)                 Vitamin D (colecalciferol)
Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D2) dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.
Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipidadenagn bantuan cairan empedu. Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah. Kemungkinana hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk {25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam  darah dan banyaknya bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah kolsitriol  atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali  lebih aktif dari vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.
Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah tercermin dalam taraf  kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
c)                  Vitamin E (tokoferol)
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik.
Fungsi vitamin E:
1.      Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
2.    Melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel. Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh kilo micrón untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di mitokondria dan retikulum endoplasma.
d)        Vitamin K (fitomenadion)
Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Semarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.
Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan menaquinone. Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut.

2.2.2    Vitamin larut air
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.      Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2.      Tidak memiliki provitamin
3.      Terdapat di semua jaringan
4.      Sebagai prekusor enzim-enzim
5.      Diserap dengan proses difusi biasa
6.      Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
7.      Diekskresi melalui urin
8.      Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
a)         Vitamin C (asam askorbat)
Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas.
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
b)        Vitamin B1 (Tiamin)
            Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau netral.
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine pada keadaan normal, eskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
c)         Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh cahaya biasa. Vitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning, larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet.
Riboflavin bebas terdapat di dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga mudah diserap dari rongga usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus, riboflavin bebas mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin Mononukleotida) dialirkan melalui vena portale ke hati.
d)         Vitamin B­3 (Niasin)
Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

e)         Vitamin B5 (asam pantotenat)
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.
f)                  Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ikan, daging  dan sayuran. Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan transaminase tertentu.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat.
Fungsi vitamin B6:
1.    Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
2.    Dekarboksilasi
3.    Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein
4.    PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-butiric-acid/GABA).
Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan metabolisme protein, seperti lemah dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf. Sedangkan jika kelebihan akan mengakibatkan kram.
g)         Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total, tetapi selalu diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin B12 adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai sekarang.
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah.[6] Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.
Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini dalam makanan adalah 5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.
Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam sekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang menghuni rongga usus. Pada manusia, FI dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

No
Nama Vitamin
Sumber
Fungsi
Akibat Kelebihan dan Kekurangan Mengkonsumsi
1
Vitamin B1 (tiamin) = C12H17ON4S
Hati, ginjal, susu, mentega, kuning telur, ikan, kacang-kacangan, dan kulit ari padi
·         Koenzim dan metabolisme
·         Metabolisme karbohidrat
·         Memelihara fungsi sistem saraf
·         Memelihara sistem pencernaan dan nafsu makan
·         Nyeri saat perjalanan impuls di saraf perifer
·         Pembengkakan neuron pada susunan saraf pusat
·         Beri-beri dan endema
·         Hilang nafsu makan
·         Gangguan jantung dan otot
·         Mata lemah
2
Vitamin B2 (riboflavin laktoflavin) = C17H20O6N4
Hati, ginjal, jantung, otak, susu, telur, mentega, sayuran, dan ragi
·         Transmisi rangsangan cahaya ke saraf mata
·         Menjaga nafsu makan
·         Memelihara kulit di sekitar mulut
·         Luka di sudut bibir (keilosis)
·         Katarak
·         Dermatitis
·         Diare
·         Kelemahan otot
3
Vitamin B3 (niasin) = C6H5O2N
Susu, hati, ikan, telur, dan sayur-sayuran
·         Pertumbuhan sel
·         Bersama fosfat membentuk koenzim yang berperan dalam respirasi sel
·         Penyakit pelagra dengan gejala 3D (radang kulit/dermatitis, diare, dan demensia)
4
Vitamin B5 (asam pantotenat) = C9H17O3N
Ragi, hati, kuning telur, daging, buah-buahan dan sayur-sayuran
·         Memelihara tingkat gula darah yang normal
·         Komponen struktur koenzim-A yang berperan dalam proses oksidasi sel
·         Radang kulit
·         Nafsu makan menurun
·         Insomnia
5
Vitamin B6 (piridoksin) = C8H12O2N
Sayuran hijau, hati, daging, telur, dan susu
·         Memelihara keseimbangan unsur P dan K dalam sel
·         Aktif dalam pembentukan antibodi dan beberapa koenzim dalam metabolisme
·         Peradangan kulit
·         Anemia
6
Vitamin B11 (asam folat) = C12H12O6N7
Kacang-kacangan, ragi, hati, daging, pisang, lemon, dan sayuran hijau
·         Pembuatan koenzim untuk produksi eritrosit
·         Membentuk asam nukleat untuk sintesis protein
·         Anemia
·         Diare
·         Megaloblastosis (membesarnya eritrosis)
·         Terhambatnya petumbuhan
7
Vitamin B12 (sianokobalin = anti anemia pernisiosa) = C63H90O3N2S
Daging, unggas, ikan, telur, susu,keju,hati, udang dan kerang
·         Metabolisme sel dan pertumbuhan jaringan
·         Pembentukan eritrosit
·         Kelelahan
·         Pusing
·         Anemia
·         Peradangan saraf
8
Vitamin H (biotin) = C10H16O3N2S
Kacang-kacangan, hati, dan kuning telur
·         Koenzim metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
·         Depresi
·         Kurang nafsu makan
9
Vitamin C (asam askrobat = C6H8O6
Jeruk, tomat, nanas, pepaya, semangka, stroberi, hati dan sayur-sayuran segar
·         Pembentukan serabut kolagen
·         Menjaga elastisitas kapiler darah
·         Menjaga perlekatan akar gigi pada gusi
·         Koenzim reaksi katabolisme karbohidrat dan lemak
·         Pendarahan pada gusi dan persendian
·         Otot sakit
·         Degenerasi (pengurangan) sel-sel kulit
·         Skorbut (penyakit karena kekurangna vitamin C)
10
Vitamin A (retinol = anti seroftalmia) = C20H30O
Sayur-sayuran dan buah-buahan, berwarna kuning dan merah (mengandung karoten), hati, susu, dan daging
·         Memelihara kesehatan mata dan  kulit
·         Pertumbuhan tulang dan gigi
·         Xeroftalmia (terganggunya kelenjar air mata)
·         Rabun senja
·         Kulit kasar
·         Kelelahan
11
Vitamin D (ergosterol = kalsiferol) = C28H44O
Susu, minyak ikan, kuning telur, ragi, dan sinar ultraviolet
·         Absorpsi fosfor dan kalsium
·         Pembentukan tulang dan gigi
·         Rakhitis (pada bayi)
·         Osteomalasia (melunaknya tulang pada orang dewasa)
12
Vitamin E (tokoferol = antisterilitas)= C29H50O2
Kecambah, susu, kuning telur, kacang-kacangan, tumbuhan hijau dan biji gandum
·         Pembentuka eritrosit
·         Fungsi reproduksi
·         Mencegah oksidasi lemak tak jenuh
·         Penimbunan lemak pada otot
·         Kemandulan
·         Pecahnya eritrosit
13
Vitamin K (filokinon = anti hemoragia) = C31H46O2
Sayuran hijau, hati dan daging
·         Pembekuan darah
·         Pembentukan protombin dalam hati
·         Darah sukar membeku
·         Pendarahan


2.3       Kebutuhan Vitamin Pada Berbagai Jenis Hewan

a)         Sapi
Kesehatan dan kelangsungan hidup ternak bahkan pada kebanyakan mahluk hidup tidak lepas dari keberadaan vitamin di dalam tubuh. Beberapa fungsi vitamin pada ternak antara lain:
•    Vitamin berperan dalam mempertahankan dan meningkatkan kekuatan tubuh.
•   Vitamin berperan dalam meningkatkan kesehatan ternak terutama dalam berproduksi.
Bahan-bahan pakan yang berasal dari hijauan biasanya mengandung banyak vitamin, sehingga pemenuhan kebutuhan vitamin pada ternak peliharaan tidak terlalu mengalami kesulitan. Disamping itu, kebanyakan vitamin dapat dibentuk dalam usus binatang pemamah biak, terutama vitamin B kompleks. Kandungan vitamin yang terdapat pada pakan dari hijauan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti: tanah, iklim, waktu pemotongan dan penyimpanan. Vitamin A dan E banyak terdapat pada tanaman hijauan dan padi-padian. Hal yang perlu diperhatikan oleh peternak atau pembudidaya sapi tidak boleh menyepelekan pemenuhan pemenuhan kebutuhan vitamin pada sapi yang dibudidayakannya, terutama pada musim kemarau, dimana bahan-bahan pakan hijauan biasanya mengalami kekurangan kadar vitamin A. Oleh karena itu, pada musim kemarau perlu ditambahkan vitamin A dalam ransum pakan ternak.
Kelebihan vitamin A dapat disimpan di dalam hati. Sapi memiliki kemampuan untuk menyimpan vitamin A selama enam bulan, sementara itu kambing hanya memiliki kemampuan untuk menyimpan vitamin A selama tiga bulan. Sumber vitamin A bisa diperoleh dari bahan pakan yang berupa hijauan, terutama terdapat pada bagian pucuk tanaman. Bagian pucuk tanaman biasanya mengandung karotin yang tinggi, dimana karotin tersebut akan diubah menjadi vitamin A di dalam tubuh hewan.
Proses pembentukan vitamin dalam tubuh hewan:
      Vitamin A dapat dibentuk dari karotin yang banyak terdapat pada ransum pakan hijauan.
•   Vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh hewan.
      Vitamin C dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan yang telah dewasa
      Vitamin D akan dibentuk dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.

b)        Domba dan Kambing
Vitamin pada ternak, terutama domba dan kambing sangat diperlukan, antara lain:
1.        Meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit terutama pada hewan muda
2.        Membantu masa penyembuhan dari sakit
3.        Meningkatkan fertiltas dan mengatasi kemajiran pada hewan betina tanpa diketahui penyebab yang jelas.
4.        Gangguan birahi dan gangguan produksi spermatozoa pada jantan
5.        Rakhitis pada hewan muda dan dan osteomalasia pada hewan dewasa
6.        Gangguan metabolisme mineral karena pakan tidak seimbang
7.        Mencegah abortus
            Adapun vitamin-vitamin yang dibutuhkan oleh domba dan kambing memilki fungsi sebagai berikut:
1.        Vitamin A terlibat dalam proses pembentukan dan menjaga fungsi jaringan epiitel dan membrane mukosa serta sangat penting untuk menjaga kesuburan dan penglihatan normal
2.        Vitamin D3 mengatur metabolisme kalsium dan  fosfor dalam darah dan mengatur absorpsinya dari usus. Pada hewan muda dan dalam masa pertumbuhan. Vitamin D3 juga berperan dalam pembentukan tulang dan gigi.
3.        Vitamin E berperan sebagai antioksidan intraseluler dan menjaga stabilitas membrane sel dari oksidasi lemak tak jenuh serta menghambat terjadinya keracunan peroksida lemak.  Vitamin E juga berperan dalam meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan fertilitas hewan.

c)         Unggas
Vitamin dibutuhkan ayam dalam jumlah sedikit, namun memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap metabolisme.
Secara umum, peranan vitamin dalam tubuh ayam di antaranya:
1.    Vitamin A berfungsi dalam proses pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan, pernapasan, saluran reproduksi, serta mengoptimalkan indera penglihatan.
2.    Vitamin B kompleks (vitamin B1 sampai B12) berfungsi sebagai koenzim dan membantu berbagai proses metabolisme nutrisi, mulai dari karbohidrat, protein dan lemak.
3.    Vitamin C berfungsi dalam metabolisme sel dan sebagai anti oksidan.
4.    Vitamin D menjaga rasio level kalsium dan fosfor dalam darah. Rasio ini mempengaruhi pembentukan kerangka normal, kekerasan paruh dan cakar serta kekuatan kerabang telur yang terbentuk.
5.    Vitamin E untuk meningkatkan fertilitas, menjaga agar pertumbuhan embrio normal, dan sebagai antioksidan.
6.    Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin yang nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah.
Vitamin untuk ayam merupakan nutrien mikro yang biasanya sudah ada di dalam pakan ayam. Seorang ahli nutrisi (nutrisionis, red) dari pabrik pakan akan menghitung ketersediaan vitamin dalam pakan yang disusunnya setelah semua nutrien utama terpenuhi kebutuhannya.
Dampak negatif vitamin tidak hanya muncul bila terdapat defisiensi. Vitamin juga memiliki efek toksik jika pemberiannya berlebihan. Contohnya, jika pemberian vitamin A dilakukan secara berlebihan, 4 – 10 kali lipat dari kebutuhan normal, maka unggas akan mengalami keracunan.
Peternak juga harus memperhatikan pemberian vitamin fat soluble (larut lemak), karena memiliki ambang toksisitas (level ambang batas meracuni) lebih rendah dibanding vitamin larut air. Jika dibandingkan dengan vitamin A, E dan K, ambang toksisitas paling rendah adalah vitamin D. Ambang toksisitas vitamin larut air jika dibandingkan vitamin larut lemak jauh lebih tinggi karena bisa dibuang oleh tubuh.
Kasus kelebihan vitamin, misalnya kelebihan vitamin D pada unggas akan menimbulkan gejala klinis berupa kotoran berwarna putih karena terjadi proses pengapuran tulang diiringi penurunan konsumsi pakan. Sementara itu, keracunan vitamin A dapat menyebabkan kerusakan hati.
Di lapangan sendiri, kasus keracunan vitamin bisa terjadi jika dosis pemberian vitamin menyalahi aturan dan pencampurannya ke dalam pakan tidak merata. Hal ini sangat berisiko terjadi pada peternak layer self mixing (memformulasikan sendiri pakannya).

d)        Kucing
Vitamin yang larut dalam air (terutama niasin dan vitamin C)
Kucing tidak dapat membuat cukup niasin di dalam tubuhnya (catatan : vitamin B dapat disintesis dari triptofan), sehingga niacin adalah bagian penting dari kebutuhan vitamin kucing dan gizi kucing. Jika makanan kucing tidak mengandung cukup niasin, kucing mungkin mengalami kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, radang gusi, atau diare. Vitamin C memainkan peran penting dalam nutrisi kucing karena diperlukan untuk sintesis kolagen, yang merupakan jaringan paling umum di dalam tubuh.
Vitamin yang larut dalam lemak (terutama vitamin A)
Makanan kucing yang baik harus mengandung cukup vitamin A, seringkali tercantum pada kebutuhan vitamin dan suplemen kucing sebagai retinyl palmitate. Vitamin A adalah bagian penting dari kebutuhan vitamin kucing karena kekurangan vitamin A akan menyebabkan rabun senja, masalah kulit dan bulu, serta terhambatnya pertumbuhan. Vitamin Amerupakan vitamin yang larut dalam lemak (bukan vitamin yang laut dalam air) sehingga tidak diekskresikan melalui urin dan dapat mencapai tingkat beracun dalam tubuh bila diberikan secara berlebihan.

e)         Kuda
Beberapa jenis vitamin dapat disintesis oleh kuda. Jumlah  yang disintesis akan  bervariasi tergantung jenis vitamin itu sendiri dan jenis ransum yang dimakan. Secum merupakan tempat yang ideal untuk sintesis vitamin. Tidak diketahui berapa banyak vitamin yang disintesis dalam secum diserap oleh usus besar,mungkin hanya sebagian kecil saja. Karena sulit untuk mengandalkan pada kuda untuk mensintesis seluruh kebutuhan vitamin B, maka perlu diberikan suplemen vitamin B pada ransum untuk kuda muda dan kuda pacu untuk memperbaiki performannya.Sejauh ini hanya sedikit informasi penelitian mengenai vitamin tersedia yang dibutuhkan kuda. Belum diketahui jenis vitamin apa yang perlu ditambahkan untuk mencapai ransum seimbang dan pada fase apa diberikan dari siklus kehidupan kuda tersebut. Kemudian, para ilmuwan memperbaiki ransum atau suplemen vitamin dengan membandingkan informasi ketentuan vitamin pada hewan lain.
Tabel berikut memperlihatkan kebutuhan vitamin premiks yang harus ditambahkan dalam ransum per hari.
No
Vitamin
Per ons premiks
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
11
12
Vitamin A (IU)
Vitamin D (IU)
Vitamin E (IU)
Vitamin K (mg)
Thiamin (mg)
Rhiboflavin (mg)
Niasin (mg)
Piridoksin (mg)
Asam Pantonenat (mg)
Kholin (mg)
Vitamin B12
Folasin
40000
4000
80
20
24
40
120
12
48
600
120
12

Tabel berikut menunjukkan kebutuhan premix yang dicampurkan dalam ransum.
Vitamin
Per ons Premiks
Foals (anak kuda)
   a.umur 0-2 bulan
   b.umur 2 bulan – lepas sapih
   c.lepas sapih-training
   d.selama training (latihan pacu)
Mares (kuda betina)
   a.masa bunting
   b.masa laktasi
   c.betina mandul
Stallions (kuda jantan)
   a.musim kawin
   b.musim kerja

1/8
¼
½
1

1
1
1 ½

1 ½
1
Sumber : Cunha T.J (1980)

Vitamin diperlukan dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan nutrient lainnya, namun kekurangan vitamin dalam ransum menyebabkan gangguan metabolisme dan penyakit. Beberapa senyawa yang berfungsi sebagai precursor vitamin atau provitamin seperti β-karoten atau pro-vitamin A. Diketahui sedikitnya 15 vitamin dibutuhkan kuda. Sebagian besar vitamin dapat diperoleh dari hijauan. Vitamin yang terdapat dalam pakan bervariasi tergantung padatipe tanah, iklim, pemanenan, dan penyimpanan. Hijauan berkualitas yang diperoleh pada pagi hari biasanya banyak mengandung vitamin. Defisiensi vitamin dapat terjadi jika kuda banyak mengkonsumsi hijauan kualitas buruk atau pakan tanpa suplemen vitamin.
Sebagian besar vitamin yang larut dalam air dapat disintesis dari mikroorganisme dalam usus kuda, namun tidak untuk dismpan. Beberapa diantaranya terlibat dalam metabolisme atau penggunaan lemak, protein dan karbohidrat pakan, sehingga berarti pakan yang mengandung banyak energy harus diiringi dengan banyak vitamin.




BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan:
·      Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme. Vitamin berperan mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan, regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
·      Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup. Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim.
·      Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
·      Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

·      Beberapa jenis hewan mampu mensintesis beberapa vitamin tertentu dalam jumlah tertentu.